Seperti yang dituturkan Acep dan rekan-rekannya yang sedang berkumpul di pinggir jalan dekat sawahnya, semua jenis racun untuk membasmi tikus sudah di coba, namun tidak berdampak.
Mereka pun terpaksa bergerilia di sawah tiap malam agar tikus tidak mengancam padi di persawahan. Karena jika dibiarkan, maka petani terancam gagal panen.
“Racun jenis sabun saya tebar, nampaknya dimakan, namun tidak ada bangkainya. Sampai racun jenis petasan juga saya ledakkan di lobang sarang tikus, namun tidak ada bau bangkai, nampaknya sekarang grombolan tikus sudah diam di tengah-tengah padi,†kata Acep, Senin (15/12/2014).
Acep menuturkan, setiap malam tikus itu datang bergerombol dan merusak padi yang sudah mulai menghijau. Mereka pun setiap malam harus menjaga serta telah mencoba melakukan pemusnahan dengan bom dan racun namun sejauh ini hasilnya tidak efektif.
Kepala UPTD Pertanian kecamatan Bungaraya, Suwanto membenarkan adanya hama yang menjadi momok petani, tikus, kini sudah tidak bisa dibasmi dengan racun.
“Kami sudah membantu racun tikus, namun kenyataan dilapangan, tikus sudah tidak mau makan racun, memilih batang padi yang sedang kembang, secara logika bisa diterima, karena batang padi sedang manis-manisnya, racun bom didalam sarang tikus kami tawarkan ke petani, namun petani bilang, sekarang tikus tidak disarang, sudah dicoba tidak ada dampaknya,†kata Wanto.
Lanjut Suwanto untuk mengantisipasi semakin merajalelanya hama tikus itu, pihaknya menghimbau kepada petani serta gapoktan juga PPL yang ada bersama-sama melakukan jaga malam.
“Satu-satunya jalan yang kita ambil menghimbau petani untuk ronda malam, di persawahan membasmi tikus yang memang merusak tanaman pada malam hari,†pungkas Suwanto. (syawal)