BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pemprov Riau masih akan mengkaji hitungan pajak bahan bakar minyak pertalite, karena di Riau BBM jenis itu harganya lebih tinggi jika dibanding dengan provinsi lain.
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, saat ini pajak BBM jenis pertalite di Riau sebesar 10% sehingga membuat harga pertalite masih berkisar pada harga Rp 7.900/liter.Â
Sedangkan di DKI Jakarta harganya hanya Rp 7.500/liter. Bahkan jauh di ujung timur yang pendistribusiannya sulit, yakni Papua Barat, hanya dipatok seharga Rp 7.700 per liter.
“Saya sudah perintahkan Biro Ekonomi dan Perdagangan untuk melakukan kajian hitungan ulang terhadap masalah ini. Kalau hasil kajiannya nanyi cocok bisa saja panjak untuk BBM jenis ini di bawah 10%, otomatis harganya juga akan turun,” katanya.
Andi Rachman menyebut, kajian itu lebih kepada pendapatan daerah namun tidak memberatkan masyarakat. Hingga kini dia masih menunggu hasil hitung-hitungan itu.Â
“Kalau kami, jelas inginnya bagaimana produk ini bermanfaat bagi masyarakat tapi juga tidak membuat jatah pendapatan daerah terlalu rendah. Ini masih perlu disingkronkan,” tambahnya.Â
Proses penghitungannya juga masih dilakukan, dengan sasaran bukam hanya berfikir soal pendapat daerah tapi bagaimana masyarakat yang mengkonsumsi BBM pertalite merasa tidak dirugikan.Â
“Ada banyak hal yang perlu dipikirkan dalam masalah ini. Bukan sebatas hanya memberi kenyamanan kepada masyarakat. Kami juga harus memikirkan bagaimana kelangsungan usaha SPBU. Jadi sekarang masih dalam tahap kajian,” katanya.Â
“Yang jelas tidak ada regulai baru. Kami hanya menunggu hasil perhitungan dari Bappenda soal pajaknya, dan hasil hitungan tadi perdagangan dan ekonomi dari sisi kesanggupan masyarakat, itu saja,” sambung Andi Rachman. (bpc3)