Setelah menjalin kerjasama secara terbatas pasca dilarangnya perusahaan AS bekerjasama dengan Huawei, Google dilaporkan akan kembali menjalin kerja sama dengan perusahaan Tiongkok tersebut.
Hal ini membuat Huawei akan bisa kembali menggunakan berbagai aplikasi Google termasuk Gmail, Maps, dan Play Store.
Dilansir dari Gizmochina via Tekno Liputan6.com, Google berencana untuk mendapatkan izin khusus dari pemerintah Amerika Serikat (AS) agar bisa bermitra kembali dengan Huawei.
Seperti diketahui sebelumnya, Departemen Perdagangan AS pada tahun lalu menempatkan Huawei dalam “Entity List”. Hal ini membuat perusahaan tidak bisa berkolaborasi atau menggunakan teknologi dan software dari perusahaan-perusahaan berbasis di AS, yang salah satunya adalah Google.
Kebijakan AS itu membuat Huawei tidak bisa menggunakan layanan milik Google termasuk Maps, Gmail, dan Play Store pada smartphone terbarunya seperti seri Mate 30 dan Mate Xs.
Sejauh ini belum ada konfirmasi dari pihak Google dan Huawei mengenai pengajuan izin khusus tersebut.
Sebelumnya Huawei dilaporkan tengah mengembangkan ekosistem aplikasi untuk perangkat Android besutannya. Perusahaan pun berusaha keras agar bisa menjadi prioritas bagi para developer (pengembang) aplikasi.
Usaha Huawei ini disebabkan perusahaan kini tidak bisa menggunakan aplikasi milik Google pada jajaran smartphone terbarunya. Hal ini menyusul pemblokiran oleh pihak AS.
Deputy Country Director Huawei Consumer Business Group, Lo Khing Seng, mengungkapkan untuk bisa menjadi prioritas dan bersaing dengan ekosistem besar seperti Apple dan Google, bukan hal yang mudah. Oleh sebab itu, perusahaan menawarkan berbagai hal, termasuk kerjasama strategis.
“Tantangannya lebih ke jadwal prioritas, karena mereka juga ada tuntutan untuk mengembangkan aplikasinya dan merilis fitur-fitur baru. Jadi untuk menjadi prioritas, dibutuhkan upaya lebih,” ungkap Lo Khing Seng dalam acara pengumuman Huawei Mate Xs di Jakarta, melansir laporan Liputan6.com.
“Ada banyak yang kami tawarkan, termasuk kerja sama strategis. Mereka sangat welcome dengan Huawei, karena mereka juga harus ada plan B untuk perubahan-perubahan,” tutupnya.