BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Merasa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Riau tuli, BEM Universlitas Riau melakukan aksi demo di gedung dewan sambil melempari dengan cotton but (korek telinga)), Selasa (30/09/2014).
Aksi ini masih menuntuk kejelasan kasus suap yang menimpa Gubenur Riau Annas Maamun. Mereka melempari cotton bud sebagai simbol tidak adanya anggota dewan yang menemui masa.
“Ini sebagai bukti, bahwa mereka disana itu tuli karena tidak ada sikap terkait kasus gubernur dan tidak mau bertemu langsung dengan kami,” ujar Presiden Mahasiswa UR Zulfa Hendri.
Selain melempar alat pembersih telinga tersebut, mereka juga melakukan aksi mengirim pesan singkat yang ditujukan kepada Ketua Sementara DPRD Riau Suparman, Ketua Dewan Pengurus Harian LAM Riau Al Azhar dan Ketua Majelis Kerapatan Adat LAM Riau Tenas Effendy.
Isi pesan singkat tersebut ialah DPRD Riau tunjukan tajimu sebagai fungsi pengawasanmu, LAM Riau tunjukan fungsimu sebagai penjaga adat melayu, DPRD tuli, LAM Riau mandul.
Selain itu, mahasiswa juga membentangkan spanduk yang berisi “Atok mundur harga mati”, “untuk korupsi : DPRD dan LAM kok diam ada apa?”, “BBM (Benar Benar Memalukan), atok kuropsi hukum mati”.
Ada lima pernyataan sikap tuntutan yang disampaikan oleh Zulfa pada saat melakukan aksi masa tersebut. Pertama, meminta kepada KPK untuk mengusut tuntas kasus korupsi yang melibatkan Gubernur Riau.
“Kedua, mendesak kepada KPK untuk menelusuri dugaan korupsi lainnya yang melibatkan Gubernur Riau Annas Maamun,” lanjut Zulfa.
Ketiga, meminta kepada DRPD Riau untuk melakukan fungsi pengawasan secara serius dengan mementingkan kepentingan masyarakat Riau dan bukan hanya mekentingkan kekuasaan belaka.
Keempat, meminta kepada LAM Riau untuk ikut serta memberikan tunjuk ajar kepada seluruh elemen pemerintah tentang korupsi yang tidak sesuai dengan Budaya Melaya.
“Kelima, kepada DPR RI untuk menjaga nama baik Riau dan ikut serta dalam memajukan Riau,” tutupnya. (iqbal)