BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Setelah penetapan status siaga darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), pada Senin (07/03/2016), oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman di Lanud Pekanbaru, Badan Meteorogi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menjelaskan hasil analisis BMKG terkait intensitas curah hujan di Riau.
Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin menjelaskan bahwa dalam jangka waktu beberapa bulan kedepan Pemerintah Provinsi Riau diminta untuk tetap siaga, sebab dalam kurun waktu tersebut, Riau masuk dalam zona rawan Karhutla.
( Baca: Panglima I Bukit Barisan Berang, Didepan Plt Guberi Dia Sebut: Saya Bukan Pembantu Anda)
“Kondisi cuaca saat ini dari analisis curah hujan, di wilayah pesisir timur cenderung turun. Ini rawan kebakaran,” katanya.
Dia menambahkan dari hasil pantauan peta tanpa hutan, juga menunjukkan bahwa intensitas curah hujan menurun. Sementara arah angin bertiup dari wilayah Timur Laut ke Barat Daya. Dengan demikian, di daerah pesisir timur, terjadi kebakaran maka asap cenderung akan bergerak ke arah bandara Sultan Syarif Kasim II
Sementara prediksi curah hujan pada 11 Maret 2016 mendatang, juma masih sangat minim sekali peluang itu bisa terjadi di wilayah pesisir timur. Bahkan tidak ada awan hujan. Sementar pada tanggal 1 Maret 2016 lalu, peluangnya masih dikisaran 10 sampai 20 persen.
( Baca: Plt Gubri Akui Pemprov Riau Gagal Atasi Karhutla)
“Terutama untuk daerah Dumai, Bengkalis, Meranti dan Siak. Wilayah itu kering kalau dibandingkan dengan wilayah sebelah selatan, seperti Pekanbaru dan Kampar. Presiksi cuaca nasional juga menyatakan bahwa potensi huja di Riau masih sangat minim, dibanding daerah selatan equator. Secara nasional pada akhir Maret masih wapada, prediksinya hanya 10 sampai 20 persen,” kata Sugarin
Sementara itu, dia memaparkan bahwa daerah yang perlu diwaspadai terjadinya Karhutla adalah Bengkalis, Dumai, dan Siak. Mengingan pergerakan asap sesuai aah angin. Secara umum dari hasil analisi BMKG Stasiun Pekanbaru, Riau masih akan mengalami kemarau pertama tahun 2016 ini. Berdasarkan statistik kemarau, musim kering ini akan berlangsung hingga April nanti. Pertengahan April barulah Riau memasuki musm hujan.
( Baca: Pangdam I BB: Pihak Kehutanan Mana? Jangan Pandai SMS Saja)
“Saya tegaskan kembalikan kepada media, rilis yang tika kirim itu tolong ditulis hotspot. Bukan titik api. Karena yang terpantau satelit kita masih titik panas bukan titik api,” sambungnya.
Penulis: Melba