BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Meski memberikan himbauan secara umum, Pelaksana Tugas (Plt) Gubenur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan bahwa bupati yang baru dilantik pada hari ini hendaknya belajar banyak dari 2 kabupaten, yakni Kabupaten Kampar dan Kuansing. Dimana harmonisasi antara bupati dan wakilnya tidak berjelan dengan baik. Hal ini tentu saja akan memberi pengaruh negatif terhadap pembangunan daerahnya masing-masing. Belajar dari 2 kabupaten ini tentu saja tidak baik untuk dicontoh.
“Saya hanya menghimbau secara umum. Bupati dan wakil bupati itu, termasuk walikota dan wakilnya kami harap bisa bekerjasamalah,” katanya, Rabu (17/02/2016).
Selaku pemimpin di daerah masing-masing, jabatan yang sedang diampu itu harusnya bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat. Harusnya hubungan harmonis bisa terjalin sampai akhir masa jabatan. Jikapun masih ingin tetap bertahan pada jabatan itu. Ikuti ketentuan yang sudah berlalu, dengan cara diperbanjang jika memang ingin naik menjadi buati lagi.
Kepada Bupati dan Wakil Bupati yang sudah dilantik, Andi Rachman minta kedua pejabat yang memegang pucuk kepemimpinan itu harus memahami tugas dan fungsi masing-masing. Termasuk mengerti dengan kewenangannya. “Jangan berantem. Itu pastilah,” sambungnya.
Dia menambahkan bahwa prosesi pelantikan yang sudah berlangsung di gedung daerah, Jalan Dipo Pekanbaru, Riau itu adalah bukti bahwa bupati dan wakil bupati sudah menyatakan diri kecocokannya dalam menjalankan roda pemerintahan. Hal itu tentunya sesuai dengan komitmen-komitmen yang sudah disepakati sejak awal mencalonkan diri jadi pimpinan daerah.
Berangkat dari kasus yang terjadi di 2 kabupaten itu. Andi Rachman ingin kepada kepala daerah yang sudah dilantik untuk bisa mengambil pelajarannya. Agar polemik seperti itu tidak terjadi pada daerah, yang saat ini sudah dipegang oleh pemimpin yang baru.
Dia mengkhawatirkan bahwa ego masing-masing, antara bupati dan wakil bupati yang tampilkan akan sangat mengganggu rencana kerja pembangunan daerah yang sudah diatur secara matang. Tentunya, jangan sampai hanya karena persoalan sekelumit akan membuat masyarakat ikut terzalimi. “Semuanya bisa dijadikan pelajaran. Kami ingin jangan sampai hal serupa juga terjadi di daerah lain,” sambungnya.
Penulis: Melba