BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Plt Gubernur Riau (Gubri) Arsyadjuliandi Rachman telah menetapkan status siaga kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) 2016. Hal ini disebabkan masih saja dijumpai titik api di wilayahnya.
Bahkan orang nomor satu di Riau ini menerima kunjungan dari konsulat Negara Singapura yang mempertanyakan komitmen negeri lancing kuning dalam mengantisipasi dampak karhutla tersebut. Pasalnya saban tahun Singapura menjadi langganan Negara yang menghirup asap dari Karhutla khususna di Riau.
Kekhawatiran serupa juga dirasakan para pebisnis, terutama yang berada di sektor jasa. Seperti yang disampaikan Sekretaris Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Riau, Zulheri Adha. “Semoga masalah ini bisa diselesaikan dan ditahun ini juga tahun berikutnya pemerintah tidak lagi menangani kasus yg sama,†ujarnya kepada kru bertuahpos.com.
Sebab kata Heri yang juga merupakan Wakil PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) perwakilan Pekanbaru, bencana asap ini sangat berdampak terhadap geliat bisnis jasa pengiriman barang. Terutama jika kabut asap sampai membuat Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru lumpuh.
“Bencana asap berimbas atas meningkatnya biaya distribusi barang yang pada akhirnya akan meningkatkan harga barang sehingga menyulitkan masyarakat terkait biaya hidup yang meningkat,†sebut Heri, Rabu (16/03/2016).
Berkaca pada musibah Karlahut 2015, Â JNE Pekanbaru mesti mengeluarkan biaya operasional lebih dikarenakan seluruh paket harus didatangkan atau diberangkatkan ke Bandara International Minang Kabau (BIM), Padang. “Jadi kita harus mengeluarkan biaya lebih. Tetapi JNE tidak menaikkan biaya pengiriman karena kita mengedepankan kepuasan costumer,” sebutnya.
Heri mengucapkan terimakasih atas perhatian dan sikap pemerintah yang saat ini dinilai punya aksi cepat menangani masalah kebakaran hutan dan lahan ini. “Yang kita harapkan tentunya kejadian tahun lalu terkait bencana asap tidak terulang lagi,†pesannya.
Untuk hari ini (16/03/2016), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi hanya ada dua hotspot atau titik panas di Sumatera. Semuanya berada di Provinsi Riau yakni di dua kabupaten saja.
Seperti yang dikatakan Kepala Seksi (Kasi) Informasi BMKG Riau, Slamet Riyadi dalam rilis data hotspot, Rabu (16/03/2016). “Hotspot hanya ada dua di Riau, yaitu Bengkalis dan Kepulauan Meranti masing-masing satu titik,†kata Slamet.
Sedangkan titik panas yang berada di confidence  atau tingkat kepercayaan di atas 70 persen tidak dijumpai. “Yang confidence lebih 70 persen nihil,†sebutnya. Slamet tetap menghimbau agar pemerintah daerah dan masyarakat mewaspadai potensi kebakaran lahan akibat musim kemarau.
Penulis: Riki