BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Tingginya harga sembako di pasar tradisional saat ini berbanding lurus dengan tingginya permintaan masyarakat terhadap kebutuhan pokok rumah tangga itu.Â
Persepsi ini masih diyakini Bank Indonesia (BI), sebagai salah satu penyebab pemicu timbulnya gejolak harga sembako menjelang masuk bulan Ramadan.Â
Deputi Kantor BI Perwakilan Riau, Irwan Mulawarman mendorong agar masyarakat bisa mengurangi jumlah konsumsi sembako, agar gejolak harga bisa diredam.
Masyarakat diminta untuk tidak mengubah pola konsumsi antara bulan Ramadan seperti hari biasanya. Tindakan riil dari masyarakat sendiri sangat diharapkan supaya kondisi harga sembako di pasar tidak semakin memburuk.Â
Tindakan sadar konsumsi yang dimaksud, yakni bagaimana masyarakat bisa mengkonsumsi sembako secara wajar dan tidak berlebihan.Â
Baca:Â BI: Operasi Pasar Saat Ramadan Akan Redam Ekspektasi Transaksi
“Normalnya di bulan Ramadan itu makan sehari hanya dua kali, tapi mengapa tingkat konsumsinya bisa berlebih. Jika dibanding dengam hari biasa makan sampai tiga kali sehari tapi kebutuhan normal saja,” katanya, Selasa (23/5/2017).Â
Dia membenarkan memang ada pola perubahan pengeluaran ekstra di tengah masyarakat menjelang dan saat bulan puasa berlangsung.Â
“Pertanyaannya, ini pengeluaran ekstra untuk apa?” tambahnya.Â
Untuk meredam hal ini, BI mengharap besar peranserta masyarakat untuk sadar konsumsi. Sehingga tidak ada kekhawatiran lain yang berakibat sensitifitas terhadap pasar. (bpc3)