BERTUAHPOS.COM (BPC)– Presiden Joko Widodo secara resmi telah merombak susunan kabinet kerjanya. Hanya saja yang membuat banyak orang tidak percaya, Anies Baswedan yang sebelumnya menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), diganti oleh mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.
Anies Baswedan memang dikenal banyak orang memberikan perhatian lebih terhadap pendidikan di Indonesia. Sebelum diajak Presiden Jokowi dalam jajaran kabinet, Anies sudah mempelopori Gerakan Indonesia Mengajar pada tahun 2010. Lalu semasa Anies Baswedan lah pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang kontroversi tidak lagi menjadi penentu kelulusan siswa.
Sehingga tidak lagi menjabat sebagai Mendikbud menarik banyak simpati dari para netizen. Apalagi setelah foto surat perpisahan diunggah dilaman facebook nya dan telah tersebar di dunia maya.
“Terima kasih Pak Anies Baswedan. Sesungguhnya kami sangat kecewa dgn keputusan presiden. Tetap berkarya, berkerja ikhlas untuk memajukan dunia pendidikan Indonesia ya pak,” tulis Andika pada laman facebook Anies Baswedan.
Sokheh Abu Hasan ikut mengomentari foto surat perpisahan tersebut. “Jabatan adalah amanah. Jika di ambil kita harus ikhlaskan
Pengabdian bukan hanya menjadi menteri berguna untuk negeri itu lebih betarti. Tidak ada hal buruk yang bapak tinggalkan. Terima kasih bapak anies atas tauladan yang bapak berikan.”
Berikut isi surat tersebut:
“Kepada Yth, Ibu/Bapak Guru, Kepala Sekolah, dan Tenaga Kependidikan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selama 20 bulan ini saya mendapatkan kehormatan menjalankan sebuah amanah konstitusi dan amanah dari Allah SWT untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa lewat jalur pemerintahan. Hari ini saya mengakhiri masa tugas di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tugas ini telah dicukupkan. Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi pada Presiden Jokowi yang telah memberikan kehormatan ini. Tugas besar ini mendasar karena pendidikan dan kebudayaan menyangkut masa depan kita, masa depan bangsa tercinta.
Sejak bertugas di Kemendikbud. saya meneruskan kebiasaan berkeliling ke penjuru Indonesia, ke sudut-sudut Nusantara, berbincang langsung dengan ribuan guru dan tenaga kependidikan. Saya menemukan mutiara-mutiara berkilauan di sudut-sudut tersulit Republik ini. Dinding kelas bisa reyot dan rapuh, tapi semangat guru, siswa dan orangtua tegak kokoh. Dalam berbagai kesederhanaan fasilitas, sebuah PR besar Pemerintah, saya melihat gelora keceriaan belajar yang luar biasa.
Ibu dan Bapak yang amat saya hormati, kami sebangsa menitipkan persiapan masa depan Republik ini. Di sekolah tampak hadir bukan saja wajah anak-anak, tapi juga wajah masa depan Indonesia. Teruslah songsong anak-anak itu dengan hati dan sepenuh hati, ijinkan mereka menyambut dengan hati pula. Jadikan pagi belajar pagi yang cerah. Sesungguhnya bukan matahari yang menjadikan cerah, tapi mata-hati tiap anak, tiap guru yang menjadikannya cerah.
Di hari terakhir saya bertugas di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ijinkan saya menyampaikan harapan kepada Ibu dan Bapak semua. Harapan agar perubahan dalam pendidikan terus menuju ke arah yang lebih baik. Mari kita teguhkan komitmen untuk menjadikan sekolah sebagai taman yang penuh tantangan dan menyenangkan bagi semua warga sekolah. Mari kita pastikan bahwa sekolah menjadi tempat di mana anak-anak kita tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya, memenuhi potensi unik dirinya. Mari kita jadikan sekolah sebagai sumur amal yang darinya akan mengalir pahala tanpa henti bagi lbu dan Bapak semua. Ibu dan Bapak, teruslah bergandengan erat dengan orangtua, bersama-sama menuntun anak-anak meraih masa depannya, menjawab tantangan jamannya, melampaui cita-citanya. Saya titipkan kepada Ibu dan Bapak Guru berbagai perubahan yang telah kita mulai bersama, baik dalam bentuk peraturan-peraturan baru yang mendorong ekosistem sekolah menyenangkan dan bebas dari kekerasan, maupun melalui pembiasaan dan praktik baik di sekolah.
lbu dan Bapak yang saya banggakan, Menteri boleh berganti, tapi ikhtiar kita semua dalam mendidik anak-anak bangsa tak boleh terhenti .Masih banyak pekerjaan rumah Pemerintah yang harus ditunaikan bagi guru dan tenaga pendidikan. Saya percaya itu semua akan dituntaskan.
Mari kita lanjutkan perjuangan, beri dukungan pada komitmen pemerintah dalam membangun sekolah menyenangkan, serta jaga stamina raga, rasa dari cipta lbu dan Bapak semua. Ijinkan saya pamit sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, teriring rasa terima kasih, juga permohonan maaf tak hingga atas segala khilaf yang ada. Salam hormat saya untuk Ibu dan Bapak semua. Mari kita teruskan ikhitiar mencerdaskan kehidupan bangsa ini.”
Penulis: Riki