BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Tertekannya Nilai tukar Dolar AS terhadap rupiah yang sudah menembus ke level Rp 14.000 lebih. Tentu berdampak pada sejumlah pengusaha, lalu pengusaha apa saja yang terkena dampaknya.
Beragam ekspresi dan keluhan bermunculan dari para pedagang yang kerap berhubungan dengan mata uang Paman Sam tersebut, Morin Pedagang Tas Import Pasar Bawah mengaku kenaikan harga barang import sudah di mulai sejak usainya hari raya Idul Fitri beberapa waktu lalu. Menurutnya kenaikan harga terjadi sebesar 10 persen dari harga normal.
“Tas Impor kami kualitas Korea di suplai dari Batam, jika biasanya kita jual Rp 165 ribu, sekarang saya jula Rp 175,” ujarnya pada bertuahpos.com Rabu, (25/08/2015).
Lebih lanjut Morin menjelaskan, dirinya terpaksa menjual dengan harga tinggi sebab modal yang dikeluarkan juga meningkat. Dirinya pasrah jika akibat kenaikan ini barang dagangannya sepi pembeli.
Hal serupa juga datang dari Iwan pedagang karpet Pasar Bawah Pekanbaru ini terlihat bingung namun tak bisa berbuat banyak atas menguatnya Dolar AS.
“Serba salah kita jadinya kak, mau naikkan harga, barang dagangan gak laku, sementara modal yang kita keluarkan sudah naik semuanya, selain omzet yang turun perputaran usaha juga melambat, jika biasanya saya bisa belanja sekali sebulan, sekarang dua sampai tiga kali sebulan,” ujarnya.
Lebih lanjut pedagang karpet toko H5H ini juga mengatakan, sejak awal tahun Pasar Bawah semakin sepi pembeli, bahkan jika di bandingkan dengan tahun 2014 lalu penurunan omzet usaha karpetnya menurun hingga 50 persen.
Hal tersebut, juga dirasakan Onria Noviza Pedagang bahan kain ‘Toko Ria’ ini juga mengaku penurunan omzet tokonya mencapai angka fantastis.
“ondeh kak, semua pedagang pasti sama semua keluhannya, omzet disini saja (Toko Ria) jika dibandingkan tahun lalu turunnya sampai 70 persen,” keluhnya
Sementara itu, untuk jumlah pengunjung para pedagang Pasar Bawah ini sepakat bahwa pengunjung semakin sepi dan daya beli masyarakat baik itu wisatawan dan masyarakat Pekanbaru semakin melemah.
“Disini kebanyakan pengunjungnya memang wisatawan, tapi lihat lah, sudah siang begini masih sepi saja,” ujar Iwan.(nova)