BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Mankraknya pembangunan Pasar Cik Puan Pekanbaru disesalkan banyak pihak. Terlebih lagi bangunan yang telah menelan anggaran Rp 20 miliar ini dijumpai pakaian dalam hingga kotak kondom.
Sehingga terindikasi bangunan Pasar Cik Puan yang mankrak tersebut dijadikan tempat maksiat. Menanggapi hal ini, mantan Walikota Pekanbaru dua periode yakni Herman Abdullah meradang. “Malu kita,” sebutnya dengan nada tinggi.
Herman Abdullah menyayangkan Pemerintah Kota (Pekanbaru) yang cenderung melakukan pembangunan lain ketimbang meneruakan pasar Cik Puan. “Padahal itu untuk menampung PKL (Pedagang Kaki Lima). Kalau tidak diteruskan kasihan mereka,” katanya.
Herman berharap agar Pemko bisa meneruskan pembangunan Pasar Cik Puan yang telah lama mankrak. “Teruskan saja, itukan sudah jelas dihibahkan ke Pemko Pekanbaru. Dari pada dibiar seperti itu tidak ada kejelasan,” katanya.
Bangunan Pasar Cik Puan yang ditemukan pakaian dalam dan kotak kondom mendapat tanggapan banyak pihak. Termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau yang berharap agar lokasi Cik Puan tersebut tidak dijadikan tempat maksiat.
Seperti yang diberitakan sebelumnya bangunan pasar Cik Puan tidak ada kejelasan. Antara Pemko Pekanbaru dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau belum mendapatkan kata sepakat.
Penulis: Riki