BERTUAHPOS.COM – Bulan Ramadan selalu disambut dengan penuh suka cita oleh seluruh umat Muslim. Biasanya, setiap orang akan sangat menggebu-gebu pada hari-hari awal puasa, tetapi tak sedikit orang yang semangatnya mulai mengendor pada pertengahan ibadahnya.
Semangat yang kendor itu juga banyak dirasakan oleh para ibu, yang seringkali justru merasa stres saat menghadapi bulan Puasa.
Banyak ibu yang merasa tertekan atau terlalu hectic untuk mengurusi keperluan keluarga selama bulan puasa; mulai dari mempersiapkan menu sahur dan buka, bekerja, melakukan kewajiban rumah tangga, hingga memantau kegiatan anak selama Ramadan.
Kesabaran sang ibu akan semakin diuji jika dia memiliki anak yang masih dalam periode tumbuh kembang, dan baru memulai pengalamannya menjalankan ibadah puasa. Jika tidak kuat menghadapi tantangan, semangat puasa pun akan kendor dan memengaruhi ibadah.
Lantas bagaimana caranya agar para ibu yang sibuk tetap bisa semangat menunaikan ibadah puasanya selama Ramadan?
Psikolog anak dan keluarga Darjanti Kalpita mengatakan kuncinya adalah melibatkan peran seluruh keluarga secara aktif.
Sebelum menyongsong Ramadan atau saat hari-hari pertama bulan puasa, ada baiknya ibu sudah mulai menyusun berbagai kegiatan menarik yang bisa dilakukan bersama keluarga. Poin-poin kegiatan itu bisa dirancang dalam bentuk jadwal terperinci.
Komunikasikanlah hasil dari jadwal yang telah dibuat tersebut dengan anggota keluarga yang lain untuk disepakati. Contoh sederhana, misalnya menyepakati jadwal sahur bersama. Tentukan kesepakatan apakah lebih baik dilakukan saat mendekati imsak atau lebih awal.
“Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda-beda. Misalnya, ada keluarga yang anggotanya harus sekolah atau bekerja pagi-pagi. Jadi, sangat penting untuk membuat penyesuaian dan jadwal yang telah disepakati bersama,†jelasnya.
Dia melanjutkan kebanyakan ibu menjadi stres di tengah Ramadan karena kehabisan ide atau inspirasi untuk membuat sajian saat berbuka dan sahur. Untuk itu, perlu mengorganisasi daftar perencanaan terkait menu-menu dan bahan-bahan apa saja yang diperlukan setiap hari.
“Dengan membuat daftar, ibu dapat menghindari masalah ‘kehabisan ide’ dan mengendalikan pembengkakan belanja kebutuhan pangan yang tidak diperlukan. Jika perlu, persiapkan belanjaan secara periodik agar tidak perlu ke pasar atau supermarket setiap hari.â€
BERBAGI TUGAS
Tip lain yang paling penting untuk menghindari ibu rumah tangga stres selama Ramadan adalah membagi tugas dengan anggota keluarga lain. Jangan berpikiran bahwa tanggung jawab rumah tangga selama bulan puasa hanya tertumpu pada peran ibu.
Menurut Darjanti, alangkah baiknya apabila seorang ibu dapat berfungsi sebagai ‘manajer’ dalam keluarganya. Misalnya, melibatkan anak untuk menyelesaikan tugas tambahan seperti memanaskan masakan, menyiapkan meja, atau bangun sendiri saat sahur.
Selain itu, sebelum memasuki Ramadan, ada baiknya ibu dan ayah berkomunikasi dengan si kecil tentang bagaimana mengajarkan anak berpuasa selama Ramadan. Jangan terlalu memaksakan anak apabila memang nalarnya belum memadai.
Jika tidak ada komunikasi yang baik antara orangtua dan anak, kemungkinan besar ketegangan akan timbul saat menjalani ibadah puasa. Oleh karena itu, sebaiknya buatlah kesepakatan bersama sebelum memasuki Ramadan.
“Untuk itu, orangtua—terutama ibu—harus memberikan kepercayaan dan tanggung jawab penuh kepada buah hatinya agar mereka terlatih untuk menerima tugas dan menjadi mandiri, sekaligus dapat bekerja sama di dalam tim keluarga,†lanjutnya.
Nah, jika Anda termasuk ibu yang kerap merasa senewen akibat kesibukan tambahan di tengah-tengah bulan puasa, ada baiknya mulai menggandeng seluruh anggota keluarga untuk bersama-sama menjalani Ramadan dengan penuh kegembiraan dan semangat yang tinggi.
Sumber: bisnis.com