BERTUAHPOS.COM, AGAM – Meski lebaran Idul Adha 1434 H/2016 M sudah lama berlalu, tetapi harga kebutuhan seperti cabae merah dipasaran masih pedas.
Di pasar tradisional Baso, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, Propinsi Sumatera Barat, berkisar diharga Rp. 50-52 ribu perkiligram.
Salah seorang pembeli cabae merah di Pasar Baso, Risma, tampak kaget mendengar harga cabae merah masih mahal. Akibatnya, wanita muda itu memutuskan hanya membeli seperempat kilogram saja.
“Saya pikir harganya sudah turun, ternyata masih mahal. Rencana mau beli 1 kg, tetapi karena masih mahal ya dibeli untuk kebutuhan hari ini aja, mudah-mudahan Senin depan haraganya turun,” pinta ibu dua anak itu disela-sela memilih cabai merah disalah satu penjual.
Dia berharap, agar harga kebutuhan harian masyarakat seperti cabae merah hendaknya bisa menjadi perhatian pemerintah dengan menjaga kestabilan harga agar tidak mahal.
“Pemerintah tentu sudah punya perkiraan dan kita berharap harga kebutuhan baik cabae, beras, minyak gireng dan kebutuhan lainnya terjaga supaya tidak mahal,” harapnya.
Salah seorang pedagang cabae merah di Pasar Baso, Antan, proamenyebut masih mahalnya harga cabae merah salah satunya dipengaruhi jumlah pasokan. Dimana menurutnya, kondisi cuaca tidak menetu turut menjadi penentu jumlah hasil produksi petani cabae merah.
“Harganya memang belum sepenuhnya turun, masih berkisar diatas Rp.50 ribu perkiligram. Ini jelas karena hukum pasa dimana bila permintaan naik sementara ketersediaan produk terbatas atau turun maka harga akan mahal, itu sudah hukum pasar,” sebutnya sambil melayani pembeli.
Meski bigitu dirinya tidak tahu pasti apa penyebab harga cabae merah masih ditinggi. “Saya tidak tahu pasti apa penyebabnya, bisa gagal panen, bisa saja yang lainnya,” sebutnya.
Sementara salah seorang petani cabae merah di Paninjauan, Kabupaten Tanah Datar, Angku, mengaku bersyukur harga cabae merah masih mahal. Karena dikatakannya, dengan tingginya harga cabae merah tentu saja petani sedikit mendapatkan untung.
“Alhamdullah masih tinggi, tentu ini seimbang dengan biaya produksi petani. Mahalnya harga pupuk, pestisida, maupun pupuk organik menjadi beban berat bagi petani. Apalagi saat ini kondisi tanaman cabae merah petani banyak kerdil akibat musim panas. Akhinya gagal panen, sebab mati sebelum berbuah dan pertumbuhannya tidak bertambah,” sebutnya.
Penulis: Khatik