BERTUAHPOS, SURABAYA -Â Maskapai penerbangan nasional berbiaya murah (LCC), Citilink, segera membuka beberapa rute di negara-negara kawasan Asia Tenggara dan Australia mulai tahun depan. CEO PT Citilink Indonesia, Arif Wibowo, mengatakan sudah melirik rute penerbangan ke beberapa kota, seperti Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok, dan Perth.
Saat ini, perseroan masih fokus di 21 rute utama domestik dengan 19 kota tujuan setiap hari. Surabaya, kata dia, turut dikaji untuk membuka rute ke Singapura dan Kuala Lumpur. Alasannya, banyak tenaga kerja Indonesia yang bekerja di dua negara ASEAN, yakni Singapura dan Malaysia. “Kalau ke Perth perlu dipertimbangkan lagi. Mungkin Jakarta-Perth PP,” kata Arif seusai meneken nota kesepahaman dengan ITS di Fakultas Teknik Mesin, Sabtu, 28 September 2013.Â
Selain rencana membuka rute regional, perseroan sedang mengkaji rute direct Surabaya-Medan PP dan Surabaya-Bandung PP. Untuk mendukung penetrasi pasarnya, ke depan Citilink fokus menggunakan pesawat jenis Airbus A320. Pesawat jenis ini lebih efisien, berkapasitas 180 seat, dan mampu diandalkan menopang rute-rute domestik dan regional.
Airbus A320 juga dianggap cocok dengan segmen low cost carrier yang dipilih Citilink. Citilink tak tertarik bermain di rute-rute perintis karena sudah diambil alih oleh Garuda Indonesia. Bahkan lima unit Boeing 737-300 akan dikembalikan ke Garuda untuk mendukung rencana bisnis Garuda menerbangi rute-rute perintis.
Setiap tahun, Citilink menargetkan ada 10 unit Airbus A320 baru yang didatangkan perusahaan. Hingga tahun 2017, Arif berharap perseroan sudah memiliki minimal 70 unit Airbus A320 yang harganya mencapai US$ 40 juta per unit.
Anak usaha Garuda Indonesia tetap konsisten pada segman LCC. Saat ini, Citilink melayani 96 frekuensi penerbangan harian dengan 21 rute utama ke beberapa kota di Indonesia. Pesawat yang dimiliki sebanyak 23 unit Airbus A320 dan lima unit Boeing 737-300. “Skema pembeliannya pakai operation expenditure, bukan capital expenditure. Kami kredit semua belinya,” kata dia.
Karena terus melebarkan sayap, Arif juga membutuhkan SDM sebanyak 2.500 orang hingga tahun 2015. Termasuk kebutuhan awak kabin yang akan direkrut secara bertahap menyesuaikan unit pesawat dan rute penerbangannya. (tempo.com)