BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Selain digempur soal sepi peminat, pedagang kaki lima penjual bendera di Jalan Protokol ini pernah berurusan dengan perugas Satuan Polisi Pamong Praja. “Kata mereka mengganggu keindahan jalan,” ujar Marina (34), seorang pedagang kaki lima yang jual bendera di Jalan Sudirman, Pekanbaru, Selasa, 14 Agustus 2018.
Kepada bertuahpos.com, dia mengatakan kalau berurusan dengan petugas Satpol PP sudah menjadi risiko dan dirinya mengaku sudah terbiasa menghadapi hal demikian. Senin kemarin, gelaran lapak Marina bahkan dibongkar dan dipindahkan ke pinggiran trotoar.
“Saya enggak tahu kalau jualan di trotoar ternyata tidak boleh. Akhirnya dibongkar, dan digeser ke pinggiran trotoar. Kalau yang kayak gitu sudah biasa. Merah Putih tetap berkibar. Kita maklum juga mereka jalan kan tugas. Tapi kadang yang bikin kesal, mereka itu (Satpol PP) selalu beda pikiran,” sambungnya.
“Beberapa kali mereka datang dan bilang ke saya, ‘ibu tidak boleh jual di sini’. Saya tanya kenapa? Mereka malah jawab, ‘ya, enggak boleh aja.’ Kan enggak jelas. Kalau memang ada aturan yang melarang tinggal ditunjukkan ke kita mana aturannya. Kalau memang saya yang salah saya pasti mau ditertibkan,” ujar Marina.Â
“Saya ajak ngomong petugas baik-baik, saya jualan di sini bukan hanya sekadar untuk nyari untung. Saya bantu memeriahkan ulang tahun kemerdekaan. Kami-kami seperti ini kan bikin suasana 17-an jadi makin meriah. Kalau enggak, ya sepi lah. Paling cuma bendera di depan kantor masing-masing,” cerita Marina.
Baca:Â Bisnis Musiman Jual Bendera di Pekanbaru tak Semanis Dulu
Saat bertuahpos.com menyambangi lapak kali lima Fakhruddin (87) di Jalan A. Yani, Pekanbaru ceritanya lain lagi. Dia mengatakan sudah hampir sebulan berjualan di sini malah tidak pernah di datangi petugas Satpol PP. “Tapi kalau tahun lalu pernah,” katanya dengan wajah sedikit kesal.
Dia juga mengaku kalau beberapa kali pernah adu mulut dengan Satpol PP karena masalah penertiban lapak jualan benderanya. Pengalaman itu dia alami ketika berjualan pada saat Agustus tahun lalu. Beberapa petugas Satpol PP datang dan mengatakan kalau di sini dilarang berjualan bendera.Â
Pria yang akrab disapa Tengku ini pun berang. Dan mereka bahkan sempat terjadi adu mulut. Namun pertanyaan pamungkas Tengku akhirnya keluar.Â
“Kamu warga negara mana? Spanyol? Kok orang jual bendera pusaka dilarang. Berarti enggak boleh warga pasang bendera, iya?,” ujarnya. Setelah peristiwa itu, menurut pengakuan Tengku, hingga kini lapak kaki limanya aman-aman saja. (bpc3)