BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Rentenir di Riau masih banyak peminatnya. Sebab itu bisnis tersebut terus saja hidup dan semakin menjamur, baik di wilayah perkotaan hingga ke desa-desa.Â
“Saya dapat informasi dari beberapa masyarakat bahwa mereka lebih suka berhubungan dan terjerat renÂtenir, ” kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Riau Yusri, Jumat (9/2/2018).Â
Kamis kemarin, seluruh kepala desa di Riau dikumpulkan di hotel Mutiara Merdeka, Pekanbaru. Pemprov ingin minta komitmen dalam upaya memberantas praktik bisnis rentenir itu. Seluruh kepala desa di Riau menandatangani MoU, sebagai bukti mereka terlibat dalam pengawasan terhadap berjalannya bisnis yang tidak baik tersebut, serta mengawal masyarakat agar tidak menggunakan jasa rentenir untuk tambahan modal usaha.Â
“Kondisi demikian jika dibiarkan tentu sangat merugikan masyarakat karena terjerat hutang dengan bunga yang besar. Kalau ini dibiarkan, maka angka kemiskinan di Riau sulit diatasi,” kata Yusri
Rata-rata pelaku bisnis rentenir akan patok bunga 10% per hari dari total dana yang dipinjam. Untuk melihatnya sederhana. Jika jumlah yang harus dikembalikan dari pinjaman itu angkanya besar, sebaiknya masyarakat tidak menggunakan jasa pinjam uang dengan pihak terkait.
Sementara jika dilihat dari jaminan keamanan, sangan rentan. Sebab pihak yang meminjamkan uang tidak memiliki badan hukum resmi, bahkan cenderung perorangan saja.Â
Masyarakat diberi kemudahan dan nyaman berhubungan dengan rentenir, dan itu sengaja diciptakan. Tujuannya supaya masyarakat merasa terbantu dengan kehadiran mereka, lalu terus bergantung pada rentenir untuk meminjam uang.Â
“Berhubungan dengan mereka itu mudah dan tidak berbelit-belit. Kalau diperbankan mereka punya aturan dan kelengkapan syarat yang harus dipenuhi,” sambung Yusri.
MoU dengan seluruh kepala desa di Riau itu disaksikan oleh Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, dan beberapa pejabat teras atas di lingkungan Pemprov Riau. (bpc3)