BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Hingga saat ini Riau masih butuh upaya keras untuk menutupi kebutuhan cabai dan bawang. Data dari Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau, saat ini Riau hanya sanggup tutupi kebutuhan cabai dan bawang hanya 16 ton, dari total kebutuhan sebesar 100 ribu ton.
Kepala Dinas Pertanian dan Peterbakan Provinsi Riau, Askardiya Patrianov mengatakan, untuk cabai dan bawang, ketergantungan Riau terhadap provinsi lain sampai 80 persen. Kondisi ini salah satu penyebab sensitifitas harga pada komuditi itu.
“Makanya kami juga meyakini, pendekatan yang harus dilakukan untuk saat ini, yakni pendekatan rumah tangga,” katanya, Rabu (07/12/2016).
Dia menambahkan, untuk tiga kota yang masuk dalam perhitungan BPS, memang diyakini sangat rawan komuditi ini akan menimbulkan gejolak inflasi. Dalan upaya untuk gerakan tanam cabai, Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau juga tidak bisa memenuhi kebutuhan standar bibit cabai.
“Pekanbaru saja butuh ratusan ribu batang, sementara dari kami hanya sanggup sedikan 20 ribu batang binit cabai. Ini masuk dalam kelompok yang memberikan andil inflasi tinggi. Makanya fokus di wilayah perkotaan dulu. Kalau di daerah pinggiran mereka sudah punya banyak lahan,” katanya.
Patrianov menambahkan, dengan gerakan tanam cabai, akan menekan angka permintaan cabai di pasar. Secara tidak langsung ketergantungan Riau terhadap cabai di daerah lain juga sedikit bisa ditekan. Namun diyakini target ini baru bisa direalisaai dalam jangka waktu yang tidak sebentar, paling tidak butuh waktu empat sampai enam bulan.
Penulis: Melba Ferry Fadly