BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Menutup akhir tahun 2015 ini, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BRPSi tidak mencapai target dari yang ditetapkan. Demikian yang dikatakan oleh Kepala Terminal BRPS Bambang Armanto.
Bambang menjelaskan bahwa untuk PAD dari Terminal BRPS sendiri ditargetkan mencapai Rp 800 juta. Sementara itu, PAD saat ini yang dihasilkan hanya mencapai Rp 605 juta atau kurang dari Rp 195 juta lagi yang harus dicapai. (Baca: Oktober 2016, Terminal BRPS di Ambil Alih Pusat)
“Kita sampai saat ini untuk total PAD yang berhasil di raih hanya Rp 605 juta dari target yang ditetapkan sebesar Rp 800 juta,†katanya kepada bertuahpos.com, Kamis (31/12/2015).
Jika dibandingkan pada tahun lalu, PAD yang dihasilkan oleh terminal BRPS sendiri mencapai Rp 515 juta atau melebihi target PAD yang ditetapkan oleh  Pemko Pekanbaru. “Saya lupa pastinya berapa target antara Rp 500 juta atau berapa, tapi yang jelas melampaui target yang dicapai,†terangnya.
Selain itu, penurunan jumlah penumpang juga menjadi pengaruh terhadap turunnya PAD Terminal BRPS. Saat ini, penurunan penumpang di terminal sendiri terjadi sebesar 15 sampai 20 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. (Baca:Â Terminal BRPS di Mata Bambang Armanto)
“Jadi ya bus yang masuk, parkir dan lain-lainnya yang kita pungut untuk retribusi. Tapi hanya sampai Rp 605 juta saja,†tuturnya.
Diberitakan sebelumnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS) menjelang akhir tahun 2014 lalu telah melebihi target yang ditentukan. Pada saat itu, Bambang belum bisa merinci berapa persen kelebihan dari target tahun ini.
“Ini sebuah prestasi juga bagi kita. Artinya hasil kerja keras kawan-kawan di sini perlahan sudah membuahkan hasil,” ujar Bambang saat ditemui di ruangannya. (Baca: Bambang: Puncak Arus Libur Tahun Baru Hanya 500 Penumpang)
Dirinya mengatakan kemungkinan besar sisa dua minggu diprediksi masih PAD akan terus bertambah. Seperti yang diketahui tahun 2014 target PAD yang mesti diraih terminal BRPS sebesar Rp. 515 juta.
Untuk rekap data perbulan jumlah angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKDP) sebanyak 44 armada. Sementara untuk Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKAP) sebanyak 76 armada.
“Ini yang terdftar sama kita. Kalau yang tidak terdaftar masih banyak lagi. Tapi untuk penertiban itu bukan wewenang kita lah,” ujarnya. (Iqbal)