BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kabut asap di Riau hingga saat ini masih terus terjadi. Meskipun hujan telah turun, namun masih menyebabkan kabut asap di Pekanbaru.
Sementara itu, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang berada di simpang empat mal SKA saat ini terpantau tidak sehat dari sebelumnya mencapai level berbahaya.
Menanggapi hal tersebut, reaksi keras terus dikeluarkan dari penggiat akademisi, salah satunya dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)
“Jadi kabut asap adalah bencana bagi riau karena sudah 18 tahun terjadi. Ini harus menjadi tahun terakhir asap terjadi di negeri Lancang Kuing ini,” ujar salah seorang aktivis KAMMI Riau Fadli AR, Kamis (10/9/2015).
Untuk itu, dirinya meminta kepada pemerintah agar kabut asap ini tidak terjadi lagi pada tahun depan. Selain itu, Gubernur bersama Kapolda dan Danrem harus berjanji dan bersumpah bahwa ini adalah tahun terakhir asap.
Dirinya juga menilai, pemerintah sendiri saat ini memang tidak serius mengatasi bencana ini sampai tuntas. “Baik itu provinsi maupun pusat sama saja. Pemerintah pusat juga mengabaikan masalah asap ini,” ujarnya lagi.
Seharusnya seorang presiden dengan mudah saja baginya untuk menuntaskan kabut asap yang terjadi saat ini. Pemerintah sendiri cuma hanya mengambil sumber daya alam yang dimiliki Riau dan tidak mau mengembalikan hal itu.
“Seharusnya pemerintah Riau maupun kapolda bisa merekomendasikan presiden dan Polri. Tapi selama ini saya merasa mereka semua penakut,” lanjutnya.
Jika pemerintah berani merekomendasikan, pihaknya akan membantu gubernur untuk mengawal penyampaian rekomendasi atas kejadian-kejadian yang membuat kabut asap di Riau terus terjadi.
“Perusahaan itu penjahat, karena mereka yang nenyebabkan karhutla di Riau ini. Memang ada 12 perusahaan yang membakar, tapi itu bisa saja lebih dari 12,” tutupnya. (Iqbal)