BERTUAHPOS.COM — Setelah upaya lobi impor beras dari India gagal, Pemerintah RI kini jajaki upaya impor beras dari Kamboja.
Pemerintah Kamboja sejauh ini merespon baik terkait rencana itu. Diperkirakan, sebanyak 250 ribu ton beras dari Kamboja akan masuk ke RI dalam setahun.
Hal ini diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo setelah melakukan pertemuan bilateral dengan PM Kamboja Hun Manet beberapa waktu lalu.
“Saya mengapresiasi sambutan Kamboja terkait keinginan Indonesia untuk mengimpor beras sekitar 250 ribu ton beras per tahun,” ungkapnya.
Menurut Badan Pangan Nasional, rencana impor beras dari Kamboja masih dalam tahap penjajakan. “Mengingat, proses yang diperlukan cukup panjang,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi.
Dia menjelaskan beberapa rangkaian prosedur yang harus dilakukan jika RI ingin impor beras dari Kamboja. Pertama harus ada MoU Government to Government.
Kedua, MoU dilanjutkan secara B to B (Business to Business). Pada tahap ini sudah membahas mengenai spesifikasi, ketersediaan komoditi.
“Mereka (Kamboja) sanggup, tapi saat beras itu sampai ke sini ada proses karantina yang diikuti oleh pengecekan produk, termasuk jenis apa dan berapa jumlahnya,” sambungnya.
Selain itu, dokumen dalam penjajakan juga harus lengkap, bukan hanya pasokan beras tetapi infrastruktur untuk karantina hingga kecukupan kapasitas kapal.
Termasuk soal harga. Menurut Arief, harga juga harus disesuaikan dengan aturan dan kemampuan dari negara dalam hal ini penugasan impor kepada Perum Bulog.
Sebelumnya upaya Mendag Zulkifli Hasan melobi India untuk impor beras, mentok. Pemerintah India memberlakukan larangan impor beras untuk menjaga stabilitas dan ketahanan pangan di negaranya dalam menghadapi dampak El Nino.***