BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU- 80 orang Mahasiswa prodi Pendidikan Sejarah Universitas Riau (UR) mengunjungi usaha pengolahan keripik nenas dan nangka serta budidaya jamur tiram putih, Sabtu (20/12/2014). Kunjungan wirausaha ini dipimpin Dosen Pendidikan Sejarah, Wahidin Saha S Pd. Guna memotivasi jiwa kewirausahaan mahasiswa dengan memanfaatkan peluang – peluang bisnis di masa mendatang.
Saat ini, keripik nenas dan nangka telah menjadi salah satu komoditas unggulan daerah Riau dalam bidang makanan ringan. Produk ini banyak disukai karena rasanya enak, renyah, tahan lama, praktis, mudah dibawa dan disimpan serta dapat dinikmati kapan saja.
Rombongan ini di sambut hangat oleh pemilik Usaha Baru Ibu, yang langsung menjelaskan tentang pembuatan serta penjualan keripik tersebut. Mulai dari mengupas buah hingga penggorengan Vaccum Frying yang bertujuan untuk menjadikan nangka dan nenas menjadi keripik. Usaha keripik ini telah dijalankan sejak tahun 2012, terletak di Jalan Raya Pekanbaru-Bangkinang Km 25. Dalam ngobrol santai bersama mahasiswa, Pemilik Usaha mengatakan bahwa karena letak yang strategis sehingga Usaha Baru Ibu dapat dengan segera memenuhi kebutuhan bahan baku serta penjualan keripik tersebut.
Rombongan diajak masuk melihat proses penggorengan Vaccum Frying di dalam ruko. Kini pemilik telah mampu memproduksi keripik nanas dan nangka dengan kapasitas 20kg/hari. Keripik-keripik kering ini dijual dengan harga Rp.10.000 sampai Rp.60.000,-/bungkus.‘’Mula-mula nenas yang sudah matang dikupas kulit dan dicuci bersih, kemudian empulurnya dibuang dengan cara memasukkan pipa ke dalam bagian empulur nanas. Selanjutnya nanas dipotong melintang tipis-tipis secara manual menggunakan pisau untuk mendapatkan keripik yang rapuh dan renyah, kemudian direndam di dalam air garam selama 30 menit. Setelah direndam, potongan-potongan nenas tersebut siap digoreng menggunakan Vaccum Frying. Proses penggorengan menghabiskan waktu selama 3 jam. Sebuah Vaccum Frying memiliki kapasitas penggorengan nenas segar sebanyak 15 kg dengan penggunaan minyak goreng sebanyak 60 liter untuk tujuh kali penggorengan. Dari 15 kg potongan nanas segar tersebut akan diperoleh keripik nanas kering sebanyak 2,5 kg. Keripik nanas tersebut selanjutnya ditiriskan minyaknya dan dikemas dalam plastik.’’ujar pemilik Usaha Baru Ibu.
Selanjutnya pada pukul 13.00 WIB, Rombonganpun tiba di Usaha Budidaya Jamur Tiram Putih yang beralamat di jalan Garuda Sakti. Pada kesempatan tersebut Irfan, pemilik usaha tersebut mengaku masih kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar di Pekanbaru terutama pada hari sabtu dan minggu. Apalagi dengan adnaya beberapa restoran dan rumah makan di kota Pekanbaru yang telah menjalin kerja sama dalam memenuhi kebutuhan menu jamur tiram.Menurutnya budidaya jamur inimempunyai tantangan tersendiri, Apalagi dengan kondisi suhu di pekanbaru yang sangat panas. Sehingga ia harus melakukan penyiraman sebanyak 2 sampai 3 kali sehari. ‘’Harga jamur tiram Rp. 25.000/kilo lebih murah dari harga di pasar yang biasanya di jual Rp. 40.000/kilo,’’ujarnya. Jamur ini memiliki kelebihan dari sisi rasa dan tekstur kenyal, menyerupai daging serta sangat baik untuk kesehatan terutama diet. Selain itu Irfan juga media tanam dan bibit yaitu jagung untuk mayarakat yang berminta dalam membudidayakan jamur tiram putih.
Ungkap @Rizki Aiditya selaku Bupati Mahasiswa Sejarah Universitas Riau /Seorang Sosiolog benama David McCleland mengemukakan bahwa,apabila sebuah negara ingin menjadi makmur,minimal sejumlah 2% dari prosentase keseluruhan penduduk menjadi wirausahawan. Sedangkan Indonesia sendiri sampai saat ini menurut sebuah riset jumlah penduduk yang menjadi wirausaha baru sekitar 1,5% Menurut informasi yang dibaca. Perbedaan jumlah yang sangat jauh itu tidaklah mengherankan jika perekonomian Indonesia tertinggal jauh dari negara tetangga yaitu seperti singapura yang memiiki Prosentase wirausaha sebesar 7%,Malaysia 5%,China 10%,Apalagi jika harus dibandingkan dengan negara adidaya Amerika Serikat yang hampir 13 % penduduknya menjadi wirausahaan. karena semangkin banyaknya wirausahawan maka semangkin banyaknya Lowongan Pekerjaan dan negara juga mendapatkan banyak pemasukan dari pajak usaha,Otomatis akan mengurangi Pengangguran.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terutama Mahasiswa sebagai Agen Perubahan atas pentingnya mempelajari bagaimana cara berwirausaha, Kami dari Himaprodi Sejarah Senantiasa setiap tahun mengadakan Kegiatan Seminar kewirausahaan sebagai upaya meningkatkan kesadaran Mahasiswa bahwa begitu pentingnya kewirausahaan dan pada kali ini kami melakukan kegitan Observasi langsung untuk kunjungan ke beberapa tempat Usaha yang yang di ikuti oleh 81 Peserta Mahasiswa Program studi pendidikan sejarah dan di sertai satu Dosen Pembimbing Mata Kuliah Kewirausahaan Bapak Wahidin Saha S.Pd yang juga merupakan Seorang Pengusaha. kegiatan ini dilaksanakan pada Hari Sabtu 20 Desember 2014 di Kabupaten Kampar, Tiga tempat yang menjadi perhatian mahasiswa dan dijadikan tempat kunjungan sekaligus tempat belajar yaitu Tempat Pembibitan tanaman buah,Tempat Home Industri Keripik nenas dan Tempat Pembibitan Jamur. dan mudah-mudahan kegiatan kunjungan  seperti ini akan senantiasa dilakukan karna memiliki Manfaat positif yang sangat besar. (Rilis)