BERTUAHPOS.COM — Sebagai bagian dari langkah pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terpadu, RAPP-APRIL Group mengumumkan periode rawan kebakaran di seluruh unit bisnis dan mitra pemasoknya, mulai 1 Juli hingga 30 September 2022.
Dalam periode ini, korporasi menyiapsiagakan tim operasional pencegahan karhutla untuk merespon setiap titik panas (hotspot) atau potensi kebakaran yang muncul di wilayah operasional dan sekitarnya. APRIL juga meningkatkan patroli darat dan udara, serta terus melanjutkan kerja sama dengan masyarakat lokal dalam pencegahan karhutla.
Upaya terpadu berkelanjutan ini sejalan dengan komitmen perusahaan terhadap kebijakan No Burn Policy sejak tahun 1993 dan mematuhi persyaratan Pemerintah Indonesia untuk mengatasi risiko yang ditimbulkan oleh kebakaran.
Pendekatan strategis itu untuk mengurangi risiko kebakaran didasarkan pada empat elemen kunci, yaitu: pencegahan (prevention), persiapan (preparation), pemadaman (suppression) dan pemulihan pascakebakaran (recovery).
“Pengalaman bertahun-tahun menunjukkan bahwa hal terpenting dalam pencegahan kebakaran adalah kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat, dan pemegang konsesi lainnya,” kata Craig Tribolet, Head of Sustainability Operation APRIL Group dalam keterangan resminya.
Dia menambahkan, pihak perusahaan sudah menginvestasikan sumber daya yang cukup besar dalam pencegahan kebakaran, salah satunya melalui keterlibatan dengan masyarakat lokal.
Sejak 2014, program Desa Bebas Api (Fire Free Village Program/FFVP) dibentuk untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan lahan tanpa bakar serta praktik pengelolaan hutan yang bertanggung jawab di desa-desa setempat.
Program FFVP meliputi total area seluas 803.684 ha yang dijalankan melalui perjanjian kerjasama dengan masyarakat lokal. Sampai tahun 2021, program FFVP telah menjangkau 215 desa yang berada di sekitar wilayah konsesi APRIL. Program ini berhasil mengurangi jumlah lahan yang rusak akibat kebakaran dari 4.279 ha di 2013 menjadi 532 ha di 2021, atau sebesar lebih dari 87%, di desa yang berpartisipasi dalam program ini.
“Prinsip pencegahan merupakan inti dari FFVP dan menjaga lahan dari kebakaran,” tambahnya.
Dia menambahkan, pihak perusahaan berinvestasi dalam teknologi deteksi dan pemadaman kebakaran yang canggih. Perusahaan menggunakan teknologi deteksi kebakaran dari sistem National Aeronautics and Space Administration (NASA) – Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (Modis) – dan teknologi pemantauan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
Sistem pemantauan titik panas melalui satelit ini melengkapi kemampuan menara pemantauan kebakaran APRIL dan menara kamera pengawas yang terletak di sekitar area yang dikelola perusahaan. Untuk mengoptimalkan tindakan pencegahan.
Selain itu, tuturnya, korporasi juga telah menyatakan komitmen untuk merespon kebakaran di kawasan masyarakat dalam radius 3 km dari batas perusahaan, berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.***