Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas. Tapi, realisasinya masih mencapai 280.620 hektare, atau 56 persen dari target tahap I sebesar 500 ribu hektare.
Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Moeldoko mengatakan, hambatan utama dalam pelaksanaan peremajaan sawit rakyat, yakni banyaknya perkebunan sawit rakyat yang berada di dalam kawasan hutan.
“Berkaitan dengan status lahan, masih banyak yang masuk kawasan hutan. Hal ini menghambat produksi,” katanya di Special Dialogue CNBC Indonesia, dilansir pada Jumat, 17 November 2023.
Dalam penanganan perkebunan di dalam hutan, pemerintah telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Sawit. Satgas ini memiliki tugas utama dalam melakukan perbaikan, pembaharuan data, perbaikan tata kelola, dan verifikasi perizinan usaha.
Untuk menjaga keberlanjutan usaha, pemerintah juga menerapkan kebijakan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan melakukan upaya penguatan dalam hilirisasi.
Dia mengungkapkan, saat ini produktivitas perkebunan sawit rakyat masih rendah, dengan produktivitas tandan buah segar (TBS) berkisar antara 0,6 ton hingga 1,2 ton per hektare per tahun.
“Sedangkan produktivitas kebun korporasi mencapai 4,2 ton hingga 4,5 ton CPO per hektare per tahun,” ungkapnya.***