BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Beras yang berasal dari benih padi IR42, belakangan bikin heboh warga Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, karena dianggap beras sintetis atau beras yang mengandung plastik. Hal itu karena bentunya yang pulen setelah diolah secara seerhana.
Namun, pemerintah setempat memastikan yang dianggap beras sintetis, atau beras mengandung plastik dan viral di tengah warga di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, adalah beras asli dan aman untuk dikonsumsi, kata Kepala Dinas Pertanian Kepulauan Meranti, Ifwandi.
Kekhawatiran warga terhadap beras itu telah dibantah setelah dilakukan uji sampel di BBPOM Pekanbaru, dan dinyatakan baras itu adalah asli, bukan beras sintetis atau beras yang mengandung plastik. “Beras itu, berasal dari benih IR42, namun diolah secara sederhana, sehingga hasilnya termasuk dalam kualitas beras premium,” katanya.
Kehebohan ini muncul setelah foto dan video beras yang diduga plastik menyebar di media sosial dan WhatsApp Grup. Namun, Pemerintah Kabupaten Meranti dengan cepat mengambil sampel dan membuktikan bahwa beras tersebut aman untuk dikonsumsi.
“Itu adalah beras biasa dan layak konsumsi, jadi masyarakat tidak perlu ragu lagi,” Plt Bupati Kepulauan kata Meranti, AKBP (Purn) H Asmar.
Kepastian ini diperoleh setelah sampel beras dikirimkan ke laboratorium BBPOM RI di Pekanbaru dan hasil uji menyatakan bahwa beras tersebut tidak mengandung plastik sebagaimana dikhawatirkan sebelumnya.
Dalam banyak literasi menjelaskan, bahwa benih beras IR42 merujuk pada varietas padi yang dikenal dengan kode IR42. IR42 adalah salah satu dari banyak varietas padi yang dikembangkan oleh Institut Internasional untuk Penelitian Pertanian Padi (International Rice Research Institute – IRRI) di Filipina.
IR42 adalah hasil dari upaya penelitian dalam pengembangan varietas padi yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan, seperti ketahanan terhadap penyakit, produktivitas yang tinggi, dan adaptasi terhadap kondisi pertanian tertentu.
IR42, seperti varietas padi lainnya, memiliki karakteristik khusus yang memengaruhi pertumbuhan dan hasil panen padi tersebut. Varietas padi ini bisa berbeda dalam hal warna beras, panjang bulir, waktu panen, dan sifat-sifat lainnya.
IR42 mungkin sudah ditinggalkan atau digantikan oleh varietas padi yang lebih baru dan unggul dalam beberapa aspek tertentu, karena pengembangan varietas padi terus berlanjut untuk memenuhi tuntutan pertanian modern.
Penting untuk dicatat bahwa informasi tentang varietas padi dapat berubah seiring dengan perkembangan penelitian dan pengembangan pertanian, dan ada banyak varietas padi yang berbeda di seluruh dunia.***