BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU- Majalah Playboy sudah cukup lama tidak lagi memampang foto-foto telanjang. Majalah dewasa ini terlihat agak sopan. Tapi kini majalah ini akan balik pada penampilan aslinya. Memajang foto-foto bugil.
Â
Itu karena menurut Cooper Hefner yang menjadi kepala kreatif majalah ini, membuang foto-foto telanjang dari Majalah Playboy sama dengan kesalahan. Sebab ketelanjangan itu sudah menjadi identitas majalah pria dewasa ini.
.
“Menghilangkan ketelanjangan pada majalah pria dewasa ini adalah kesalahan. Untuk itu, kami mengambil identitas kami kembali dan mereklamasi siapa kami,†kata Hefner di Twitter-nya.
Majalah ini juga mempromosikan edisi Maret-April dengan gambar playmate. Promosi itu disertai dengan kampanye hastag #NakedIsNormal.
Â
Namun dengan kembalinya Majalah Playboy ke penampilan awal itu, berbagai komentar pun bermunculaan. Ada yang setuju, tapi tak jarang yang mengejek dengan penampilan baru tapi lama itu..
Â
Yang tidak setuju mengatakan, bahwa keputusan itu diambil karena Majalah Playboy sudah tidak laku lagi sehingga kembali berjualan dengan memajang foto-foto bugil..
Â
Tapi anak pendiri majalah ini, Hugh Hefner itu tak perduli. Senin kemarin, 13 Februari 2017, Hefner mengonfirmasi keputusan majalah yang dia kelola itu. Katanya, â€Saya akan menjadi yang pertama yang mengakui bahwa cara di mana majalah dengan gambar telanjang ini berlaku,” ungkapnya yang dilaporkan BBC, Selasa (14/2).
â€Ketelanjangan tidak pernah jadi masalah, karena ketelanjangan bukan masalah,†tambah anak Hugh Hefner itu. Majalah Playboy ini didirikan oleh Hugh Hefner pada tahun 1953.
Namun menurut Samir Husni, profesor jurnalisme di University of Mississippi, langkah yang diambil Cooper Hefner itu bukan solusi. Sebab merosotnya oplah majalah ini bukan karena sajian ketelanjangan dihilangkan. â€Playboy dan gagasan non-ketelanjangan adalah semacam oxymoron,†ujarnya.
Â
Menurut Samir, yang harus dilakukan Majalah Playboy adalah menemukan cara menarik pembaca muda di era digital ini. Sebab, ketelanjangan itu telah berubah menjadi hal yang lumrah.
Â
“Jadi bukan soal foto telanjang atau tidak telanjang yang menjadi problem Majalah Playboy ini,†tambahnya. jss