BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Sejumlah kalangan perbankan menilai kredit konsumer pada 2014 di Provinsi Riau akan tetap tumbuh sekitar 15%.
Pengamat perbankan Riau Harry Panjaitan menilai Riau punya ciri khas karena secara umum masyarakatnya memiliki kebun sawit. Menurutnya, dengan melemahnya rupiah terhadap dolar akan membuat harga sawit naik.Â
“Jadi masyarakat di Riau tidak akan terpengaruh, karena diuntungkan oleh kebun sawit,†katanya, Rabu (8/1).
 Harry mencontohkan kredit pemilikan rumah (KPR) di Riau akan tetap mengalami pertumbuhan meskipun Bank Indonesia sudah mengeluarkan kebijakan menaikkan suku bunga kredit.
Selain menaikkan suku bunga kredit, BI juga mengeluarkan larangan KPR inden dan terkait loan to value (LTV). Artinya, bank hanya dapat memberikan kredit maksimal 70% dari nilai agunan atau nilai keseluruhan rumah tersebut.
Menurutnya, pembeli rumah di Riau mayoritas masih membeli rumah untuk keperluan tempat tinggal bukan untuk investasi. Selain itu, katanya, mayoritas pembeli di Riau banyak yang membeli rumah type 70 meter persegi.
“Yang terkena kebijakan LTV dan larangan KPR inden kan rumah type di atas 70 meter persegi,†katanya.
Harry hannya menyarankan kalangan perbankan harus lebih hati-hati dalam menyalurkan kredit, karena kenaikkan suku bunga bisa saja akan menimbulkan kredit macet.
Selain itu, katanya, tantangan kalangan perbankan pada 2014 di Riau adalah ketatnya persaingan untuk menghimpun dana pihak ketiga (DPK). Menurutnya, perbankan harus lebih meningkatkan pelayanan terhadap nasabah.
 “Agar nasabahnya tidak lari, perbankan dituntut memperbaiki layanannya,†katanya.
Senada Harry, Kepala Bank DKI Cabang Pekanbaru Alwizar mengatakan tahun ini pertumbuhan KPR tidak akan terganggu mengingat lahan di Riau masih tersedia untuk itu.
Alwizar mengatakan sejak Bank DKI Cabang Pekanbaru beroperasi pada November 2013 silam, pihaknya telah mampu merealisasikan KPR sebesar Rp5 miliar. Menurutnya, jika bank memiliki inovasi dalam melayani nasabah kredit KPR akan tetap tumbuh.(K18).(bisnis.com)