BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pada sepanjang  penutupan pekan lalu Jumat, (31/5/2013) menyentuh level 5.149,34, level tertingginya, dan menyentuh level 5.068,63, level terendahnya. di akhir sesi 2 dan berakhir di level 5.068,63 atau turun 61 basis poin atau 1.19 persen.
Pergerakan IHSG pada perdagangan pekan lalu ditutup melemah signifikan didorong oleh berlanjutnya aksi jual investor asing. Tercatat selama delapan hari perdagangan IHSG dikuti dengan aksi  net sell asing yang cukup signifikan.
Purwoko Sartono, Research Analyst, PT. Panin Sekuritas Tbk, mengatakan faktor eksternal yang memperngaruhi pergerakan bursa regional pekan lalu adalah data ekonomi seperti Produk Domestik Bruto (PDB) dan tunjangan pengangguran AS yang dirilis lebih buruk dari perkiraan.
Peringatan utama juga datang dari PDB Amerika pada kuartal I tahun  2013 yang hanya tumbuh 2,4 persen lebih rendah dari estimasi sebelumnya sebesar 2,5 persen.
Ditambah dengan data tunjangan pengangguran AS yang naik 10.000 orang menjadi 354.000 penduduk, lebih buruk dari level konsensus yang dipatok sebesar 339.000 penduduk. Data pending home sales, (penjualan rumah) Â juga hanya naik 0,3 persen, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 1,5 persen.
Dengan kondisi ini, pasar benar-benar berharap dengan data ekonomi yangg belum seluruhnya bagus ini untuk meyakinkan the Fed untuk tidak mengurangi stimulus yang sudah dilakukan sejak Sept12 hingga perekonomian benar-benar stabil.
Mengawali pekan ini, ia memproyeksikan indeks akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah. Pergerakan hari ini akan diwarnai oleh pengumuman inflasi periode Mei 2013.
“Berlarutnya masalah kebijakan Bahan Bakar Bersubsidi (BBM) juga memberikan dampak negatif bagi pasar. Kisaran support-resistance 5.025-5.090 pada perdagangan Senin (03/06/2013),” kata Purwoko.
Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securitas menilai pelaku pasar akan melihat data perekonomian di Cina, Eropa dan AS. Pelaku pasar  di Cina masih trauma dengan penilaian IMF yang menurunkan outlook pertumbuhan China sebelumnya sehingga dipersepsikan kegiatan manufakturnya masih terkontraksi.
Bursa saham Eropa juga berakhir negatif dengan merespon penurunan di bawah estimasi terhadap retail sales MoM Jerman dan GDP Denmark. Hal ini juga disebabkan oleh  kenaikan  unemployment rate  Italia dan  inflation rate  YoY zona  euro.
Bursa saham AS kembali melemah seiring kenaikan  yield obligasi tenor 10 tahun sebanyak 48 bps pasca rilis kenaikan Chicago PMI  dan consumer sentiment  yang justru direspon negatif. Di sisi lain, munculnya data – data negatif  di AS memunculkan persepsi akan dibutuhkannya penambahan stimulus oleh The Fed.
Dengan melihat kemungkinan itu, maka pada perdagangan Senin (03/06/2013)  IHSG diperkirakan akan berada pada  support 5042-5073 dan  resistance 5153- 5160.
Teknikalnya Indeks berpola menyerupai  two black crows  melewati middle bollinger bands  (MBB). MACD bergerak turun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William’s %R, dan Stochastic melaju ke area  oversold.
Gagal bertahannya IHSG  di target  support (5135-5165) membuat IHSG melanjutkan tren penurunan dan berada di bawah target support (5100-5120). Dengan terlewatinya batas konsolidasi (MBB) membuat IHSG berpeluang lanjut terkoreksi.
“Semoga target  support kami kali ini tidak ditembus lagi agar ada ruang untuk  rebound,” katanya. (tribunnews.com)