BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Kabar gembira bagi para petani kelapa sawit di Riau. Tak cuma TBS sawit plasma, harga TBS sawit swadaya juga mengalami kenaikan harga untuk sepekan ke depan.
Menurut Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Zulfadli, balam rapat penetapan harga yang digelar bersama tim penetapan harga, disepakati bahwa harga TBS sawit swadaya akan mengalami kenaikan selama sepekan ke depan, mulai dari 25 hingga 31 Oktober 2023.
Menurut Zulfadli, salah satu poin terpenting adalah kenaikan harga TBS sawit plasma pada kelompok umur 9 tahun sebesar Rp 37,73/Kg, atau setara dengan 1,55% dari harga sebelumnya.
“Hal ini berarti bahwa harga pembelian TBS petani untuk periode satu minggu ke depan akan naik signifikan menjadi Rp 2.470,38/Kg,” katanya.
Selain itu, harga cangkang juga mengalami penyesuaian dengan harga yang berlaku selama satu bulan kedepan sebesar Rp 15,63/Kg.
Dalam periode ini, indeks K yang digunakan adalah indeks K untuk satu bulan kedepan, mencapai 91,66%.
Hal ini berdampak pada harga penjualan CPO yang mengalami kenaikan sebesar Rp 450,13/kg dari minggu sebelumnya, sementara harga penjualan kernel justru turun sebesar Rp 1.050,93/kg dari harga minggu lalu.
Zulfadli menjelaskan bahwa kenaikan harga TBS minggu ini lebih disebabkan oleh faktor naiknya harga CPO.
Hal ini berdampak positif pada para petani, terutama yang memiliki kebun kelapa sawit pada umur tertentu.
Berikut adalah harga TBS kelapa sawit kemitraan swadaya untuk periode 25 – 31 Oktober 2023:
– Umur 3th (Rp 1.892,48)
– Umur 4th (Rp 2.123,80)
– Umur 5th (Rp 2.292,57)
– Umur 6th (Rp 2.385,10)
– Umur 7th (Rp 2.437,62)
– Umur 8th (Rp 2.468,65)
– Umur 9th (Rp 2.470,38)
– Umur 10th-20th (Rp 2.438,36)
– Umur 21th (Rp 2.391,19)
– Umur 22th (Rp 2.338,54)
– Umur 23th (Rp 2.278,73)
– Umur 24th (Rp 2.233,78)
– Umur 25th (Rp 2.196,45)
Sementara itu, BOTL (Bukit Olahraga Tenis Lapangan) mencapai 1,46. Harga CPO saat ini adalah Rp 11.145,94/Kg, sedangkan harga kernel adalah Rp 5.100,07/Kg, dan nilai cangkang sebesar Rp 15,63/Kg.
Perubahan harga ini menjadi kabar baik bagi para petani kelapa sawit di Provinsi Riau, yang kini dapat mengantisipasi perubahan ekonomi dalam usaha mereka.***