BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Bagaimana jika sebagian besar dari data – data manusia terhapus oleh sebuah badai listrik? Pertanyaan ini lah yang muncul dalam pikiran Susan Donovan, seorang guru dan penulis fiksi ilmiah yang tinggal di New York.
Selama bertahun-tahun, kita didorong untuk menyimpan data secara daring. Tapi kini, semakin jelas bahwa data-data itu tak akan bertahan selamanya – dan sekarang perlombaan dimulai untuk menghentikan kenangan-kenangan kita dihapuskan.
Bagaimana usaha Anda untuk mempertahankan berbagai data digital milik Anda – berbagai surel, pesan pendek, foto, dan dokumen – jika Anda tahu semua data ini akan segera terhapus dalam sebuah badai listrik?
Dalam karya yang diterbitkannya sendiri: New York Hypogeographies, dia menggambarkan sejumlah besar data umat manusia terhapus karena gangguan listrik pada 2250.
Pada tahun-tahun setelahnya, para arkeolog menyisir reruntuhan apartemen-apartemen kota yang rusak untuk mencari artefak dari masa lalu — era awal 2000-an.
“Ini membuat saya berpikir, ‘Bagaimana ini mengubah perilaku orang, bila semua data digital Anda terancam musnah selamanya?'” kata dia.
Dalam cerita fiksi buatannya, bencana hilangnya data ini bukanlah peristiwa yang mengakhiri dunia. Tapi ini adalah jelas sangat mengganggu. Dan ini bisa mendorong perubahan dalam cara orang menyimpan data-data yang penting.
Badai listrik ini, dalam kisah Donovan, membawa kebangkitan kembali kebiasaan mencetak.
Namun ini juga membuat orang juga bertanya-tanya, bagaimana kita menyimpan barang-barang yang tidak dapat dicetak, seperti gim augmented reality (AR), misalnya.
Seperti kata Donovan, “Jika sebuah benda berharga, saya rasa akan sangat berbahaya untuk menyerahkannya ke tangan orang lain.”
(bpc2/BBCIndonesia)