BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kurang dari dua pekan lagi, umat muslim di seluruh dunia akan melaksanakan puasa. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pekanbaru menghimbau agar bulan suci ini menjadi momen mempererat kerukunan beragama.
Hal itu disampaikan Ketua MUI Pekanbaru, Prof Ilyas Husti kepada kru bertuahpos.com. “Kita harap selama ramadhan masing-masing umat beragama saling menjaga ketertiban, keamanan dalam menjalankan ibadah,” sebutnya, Kamis (19/05/2016).
Selain itu Ilyas menghimbau agar rumah makan dan restoran menutup usahanya ketika umat Muslim menjalankan puasa. “Masalah kuliner sama seperti tahun lalu, Himbauan kita menutup kecuali pada jam empat sore ketika waktu dekat berbuka,†katanya.
Disampaikan Ilyas hal itu merupakan bentuk saling toleransi antar umat beragama. “Saya harapkan baik muslim lebih taat beribadah. Dan non muslim bisa menghargai agar tercipta kekompakan dan kerukunan,” himbaunya.
Selain itu Ilyas meminta kepada aparat penegak hukum tegas terhadap lokasi hiburan malam. Seperti diketahui Pekanbaru yang punya slogan Kota Madani juga ramai lokasi hiburan Malam.
“Sama seperti tahun lalu, kita ada tim investigasi, kalau ada yang tidak patuh akan di sanksi sesuai peraturan daerah. Kepada seluruh penegak keamanan polisi, Satpol PP dan yang terkait agar Kita Bisa se-iya se-kata dalam rangka menindak tegas pelanggaran terutama dalam bulan suci ini,†katanya.
Sebelumnya Walikota Pekanbaru, Firdaus MTÂ akan kembali mengatur Jadwal operasional tempat makan mau pun tempat hiburan malam. “Soal menghadapi bulan Ramadan, seperti biasa akan dikeluarkan kebijakan Walikota yang mengacu kepada kesepakatan tokoh masyarakat dan tokoh agama,” katanya belum lama ini.
Keputusan tersebut akan mengatur tentang restoran maupun tempat hiburan. Setelah ada kesepakatan, kata Firdaus, barulah dibuat kebijakan Walikota berdasarkan hasil musyawarah tersebut. Rencananya pekan depan aturan tersebut sudah slesai dirembukkan.
Ketika ditanya apakah kebijakan tersebut sama dengan tahun sebelumya, Firdaus mengaku akan mengevaluasinya. “Kita evaluasi dulu untuk kebijakan tahun lalu, apakah kebijakan tersebut baik atau tidak. Kalau baik bisa dipakai dan akan dibuat untuk lebih baik lagi, kalau tidak ya untuk apa dipakai,” ujar Firdaus.
Penulis: Riki