BERTUAHPOS.COM, PANGKALAN KERINCI – Genap satu dekade sejak diluncurkan pada 2014, Program Desa Bebas Api (Free Fire Village Program/FFVP) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) telah menjadi wujud nyata komitmen perusahaan dalam mewujudkan target nihil kebakaran (zero fire).
Guna terus meningkatkan program tersebut, RAPP, unit operasional APRIL Group, kembali menggelar Coordination Meeting (rapat koordinasi) dengan melibatkan 52 Forest Protection Ranger dari 5 kabupaten wilayah operasional perusahaan.
Dalam kegiatan yang digelar di Hotel Unigraha, Riau Kompleks, Kabupaten Pelalawan, Kamis (12/12/2024) kemarin, para ranger diberi pelatihan penyegaran, mulai dari penggunaan alat-alat pemadam kebakaran yang diiringi praktek langsung, hingga pelatihan dari tim Community Development (CD) RAPP terkait pertanian berkelanjutan.
Ihsan Kusnaidi, Forest Protection Ranger dari Kelurahan Langgam, Kabupaten Pelalawan, menceritakan bahwa ia telah menjadi bagian dari ranger yang dibentuk oleh RAPP selama sepuluh tahun.
“Saya bergabung menjadi bagian dari Forest Protection Ranger dikarenakan anak saya terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang disebabkan oleh karhutla. Itu yang menggugah hati saya untuk turut menjadi bagian dari ranger team” ungkap Ihsan.
Ihsan juga menceritakan tugasnya sebagai ranger, meliputi sosialisasi dengan mengadakan patroli yang dilakukan setiap hari di daerah yang rawan kebakaran.
“Selain itu ada yang namanya FFVP goes to school. Kami juga mensosialisasikan kepada generasi muda untuk mencintai hutan dan turut berpartisipasi dalam pencegahan karhutla,” sebut Ihsan.
Setelah mengikuti kegiatan ini, Ihsan dan ranger lainnya diharapkan bisa memberikan edukasi kepada masyarakat di desa masing-masing.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pelalawan, Zulfan, S.Pi.,M.Si dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas dukungan RAPP dalam upaya pemerintah mencegah karhutla.
“Sebagaimana kita ketahui, Kabupaten Pelalawan termasuk dalam daerah yang rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan, semoga ke depannya program ini bisa terus ditingkatkan sehingga kita bisa mencapai zero fire di Kabupaten Pelalawan,” ucap Zulfan.
General Manager (GM) Stakeholder Relations RAPP Wan Mohammad Jakh Anza turut memberikan apresiasi kepada Forest Protection Ranger. Menurutnya keberadaan ranger team merupakan bentuk sinergi yang baik antara perusahaan dan masyarakat dalam menjaga keberlangsungan hutan.
“Dengan hati yang tulus atas nama manajemen, saya mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan sekalian. Karena tanpa adanya rekan-rekan sekalian, program ini tidak akan pernah mampu sampai kepada masyarakat,” ucap Wan Jakh.
Wan Jakh juga berharap, sinergi yang sudah terbangun selama sepuluh tahun ini ke depannya bisa dipertahankan dan terus ditingkatkan. Ia juga menegaskan, RAPP akan terus berkomitmen untuk tumbuh bersama masyarakat.
FFVP menjadi bentuk kolaborasi antar berbagai stakeholders yang melibatkan multipihak, yakni pihak swasta, pemerintah, dan masyarakat yang berada di sekitar Hutan Tanaman Industri (HTI).
Dalam kolaborasi ini, hingga tahun 2024, RAPP telah bermitra dengan 42 desa di Provinsi Riau, mencakup total luas wilayah sekitar 902.872 hektare.
Program ini selaras dengan filosofi 5C perusahaan dalam menjalankan praktek bisnisnya, yakni selalu baik bagi Community (Masyarakat), Country (Negara), Climate (Iklim), Customer (Pelanggan), dan Company (Perusahaan).
Pada perjalanannya, FFVP RAPP telah berkembang menjadi program konservasi bersama masyarakat yang tidak hanya berfokus pada pencegahan karhutla, namun juga pada pengawasan penebangan dan pemburuan liar.
Hal ini dijelaskan Forest Protection and Conservation Manager RAPP Suarta E. Katang yang kembali mengapresiasi para ranger yang selama ini turut berpartisipasi dalam upaya pencegahan karhutla. Ia juga berharap, lewat program FFVP potensi terjadinya karhutla di Provinsi Riau dapat diminimalisir.
“Program desa bebas api mempunyai 5 elemen utama. Pertama, kita ingin mengapresiasi desa yang tidak terjadi kebakaran. Kedua, keterlibatan Forest Protection Ranger yang direkrut dari masyarakat sebagai perpanjangan tangan perusahaan untuk mendukung pencegahan kebakaran,” ucap Suarta saat menyampaikan kata sambutan.
Lebih lanjut Suarta menyampaikan, elemen yang ketiga adalah memberikan dukungan pembukaan lahan tanpa bakar, selanjutnya meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat akan bahayanya pembukaan lahan dengan cara membakar, serta yang terakhir melakukan pemantauan kualitas udara di 7 lokasi di Provinsi Riau.***