BERTUAHPOS, JAKARTA – Cuaca di Mekah dan Madinah yang mencapai 40 derajat celsius membuat calon jemaah haji terancam dehidrasi. “Harus minum tiga sampai empat liter sehari,” kata Ari Fahrial Syam, dokter spesialis penyakit dalam RSCM-FKUI, dalam siaran pers yang diterima Tempo, Jumat. “Makin sering terpapar udara panas jumlah cairan yang diminum juga harus ditingkatkan.”
Menurut Ari, jemaah bisa memanfaatkan air zam-zam yang tersedia di Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah. “Selama di masjid, usahakan terus minum,” katanya.
Dia juga meminta jemaah haji untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi dan minuman bersoda karena beresiko mempercepat dehidrasi. Ari mengatakan warna air seni bisa jadi parameter kebutuhan air. “Kalau keruh, kita harus meningkatkan konsumsi air,” kata dokter yang pernah menjadi Tenaga Kesehatan Haji Daerah dan Tenaga Kesehatan Haji Khusus-ONH plus itu.
Makan merupakan harus dikontrol. Menurut Ari, jemaah harus mengabaikan selera selama di Tanah Suci. Jika menuruti selera, jemaah bakal menemui kudapan yang tidak dia sukai dan memilih tidak makan. “Padahal tubuh membutuhkan banyak energi dan berakibat turunnya daya tahan tubuh,” ujarnya.
Dia juga meminta jemaah untuk segera menghabiskan makanan yang disediakan katering untuk menghindari kontaminasi kuman. “Biasanya, katering memberi keterangan waktu maksimal untuk mengkomsumsi makanan mereka,” kata Ari.
Terakhir, Ari menyarankan jemaah untuk memaksimalkan waktu istirahat. Menurut dia, banyak jemaah yang mengabaikan rasa lelah untuk segera salat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. “Walau bagaimanapun tubuh kita perlu istirahat,” katanya.