BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Riau sangat perlu meningkatkan kegiatan swab pascapilkada 9 Desember 2020. Swab harus dikebut untuk penanganan munculnya klaster pilkada, sebab diyakini sangat mungkin terjadi kerumunan pada saat pencoblosan.
“Kita semua menyadari bahwa pesta demokrasi dilaksanakan di tengah pandemi. Wajar kalau kita mengkhawatirkan munculnya klaster baru di Riau,” kata Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia [PHEI] Riau dokter Wildan Asfan Hasibuan, Senin, 14 Desember 2020.
Pelaksanaan swab yang perlu ditingkatkan, menurutnya, tentu saja tidak sekedar untuk mendeteksi adanya kasus baru pascapilkada. Tapi juga sebagai langkah antisipasi penyebaran corona [Covid-19] jelang libur natal dan tahun baru 2021.
Tes swab yang lebih masif sangat perlu dilakukan, mengingat 80% kasus positif corona di Riau, adalah orang tanpa gejala atau OTG. Satu-satunya cara untuk mendiagnosa, hanya dengan uji PCR.
“Saat ini semua memang harus bekerja lebih cepat, contact tracing juga perlu ditingkatkan. Saya rasa, tak ada masalah dengan kemampuan alat yang kita punya. Maka semua kontak erat harus di tes, baik yang bergejala maupun tidak,” sebut Wildan.
“Kalau yang tidak bergejala tidak di test, bagaimana bisa diisolasi. Saya kira daerah boleh membuat kebijakan sendiri tentang ini,” sebutnya.
Risiko terbesar yang akan dihadapi Riau jika kegiatan ini benar-benar dilakukan dengan masif, maka angka kasus terkonfirmasi akan terus menanjak. Namun tentu saja itu tidak selamanya [sifatnya sementara], dan akan lebih cepat pula terjadi penurunan kasus terkonfirmasi.
“Akan lebih bagus begitu, sebab kita bisa mengetahui siapa yang terinfeksi lebih cepat, dan bisa memutuskan rantai penyebaran virus,” ujarnya. (bpc2)