BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar meyakinkan, bahwa musim kemarau yang akan dihadapi Riau beberapa waktu kedepan, bisa diatasi dengan dilakukannya Teknik Modifikasi Cuaca (TMC).
Hal ini, menurut Sini Nurbaya, berangkat dari pengalaman Riau menghadapi musim panas pada awal 2020 lalu. “Riau sebelumnya menghadapi ‘masa kritis’ pada awal hingga Mei lalu, dan itu berhasil diatasi dengan TMC. Sekarang kita sedang dihadapi kembali dengan ‘masa kritis’ mulai Juli hingga jelang akhir tahun nanti,” ungkap Menteri Siti Nurbaya Bakar, Sabtu, 18 Juli 2020, saat berkunjung ke Pekanbaru.
Secara khusus dia meminta kepada pihak-pihak yang terlibat secara aktif dalam penanganan dan pencegahan Karhutla agar selalu mewaspadai kondisi Karutla di Riau, dalam periode ‘masa kritis’ atau musim kemarau pada periode kedua 2020 ini.
“Salah satu langkah antisipasi yang bisa dilakukan dengan TMC. Saat Mei lalu kita juga telah melakukan modifikasi cuaca. Rekayasa admosfer untuk meningkatkan intensitas curah hujan di masa transisi seperti ini, cukup efektif untuk membuat lahan gambut menjadi basah,” jelasnya.
“Kita melakukan modifikasi cuaca yaitu mengatur hari hujan. Sehingga awal-awal bisa dilihat. Dengan demikian tingkat kebasahan itu bisa lenih tinggi. TMC juga efektif untuk membuat intensitas curah hujan naik hingga 30-36% dari hujan alami.
Oleh karena itu, menurut Siti Nurbaya, TMC relatif bisa dijalankan dan dilanjutkan dengan pola yang hampir sama dengan awal 2020 lalu. Terhadap rencana ini, dia memastikan sudah melakukan komunikasi kepada pihak terkait. “Apa yang akan dilakukan untuk mengantisipasi Karhutla ini berdasarkan saran BMKG terhadap potensi panas yang akan kita hadapi,” sambungnya.
Dalam kunjungannya ke Pekanbaru kali ini, Menteri Siti hanya inging memastikan langsung bagaimana kesiapan Riau dalam menghadapi musim panas yang akan datang. Menurutnya, sejauh ini semua pihak harus siap terhadap situasi apapun dalam penanganan Karhutla di Riau. (bpc2)