BERTUAHPOS.COM, SUMBAR – Merosotnya harga komoditi ekspor asal Sumatera Barat, seperti Karet menjadi keluhan masyarakat petani Karet. Sejak sebulan terakhir harga Karet perkilonya mencapai Rp. 7500, harga itu jauh merosot dibanding sebulan belakangan yang mencapai Rp. 12.000 hingga Rp.15.000 perkilonya.
“Turun bana harganya sekarang, dulu mencapai Rp. 15 ribu sekarang hanya Rp. 7500 saja. Sudalah harganya murah, sekarang musim panas dan daun Karet berjatuhan yang berakibat jumlah turunnya semakin sedikit. Padahal kebutuhan pokok sejak naiknya BBM semakin tinggi, ini yang membuat kami kewalahan,” ungkap petani Karet Yas, di Nagari Tigo Jangko, Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat, Senin (1/7) kemarin saat berbincang-bincang dengan Bertuahpos.com di kebun karet miliknya.
Dikatakan pria seperempat abat itu, dirinya sudah usia 12 tahun berproesi sebagai penyadap karet, mulai dari harga jual Rp. 600 rupiah sampai harga tertinggi Rp. 15 ribu rupiah pernah di jualnya. Namun dengan kondisi sekarang, tentu harga Rp. 7500 perkilo tidak sebanding dengan pengeluaran.
“Kalau satu hari dengan 200 batang karet jumlah turunnya mencapai 6 kilogram tentu gaji kami sehari sekitar Rp. 45 ribu dan pengeluaran lebih dari itu. Belum lagi hujan yang membuat tidak bisa menyadap karet,” ucapnya lirih.
Dia berharap kepada Pemerintah untuk dapat menaikan harga komoditi ekspor, sehingga masyarakat petani Karet bisa lebih sejahtera lagi. “Kita berharap peran pemerintah, supaya kami petani Karet ini bisa sedikit sejahtera,” pintanya. (KATIK)