BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Di Kabupaten Kampar, perayaan lebaran Idul Fitri kalah meriah jika dibandingkan dengan hari Rayo Onam. Hari Rayo Onam merupakan perayaan secara tradisi di Kabupaten Kampar setelah puasa sunah 6 hari setelah Idul Fitri.Â
Diantara tradisinya yakni ziarah kubur, makan bajambau (makan bersama) dan tradisi lainnya yang biasanya menyesuaikan dengan kebiasaan masyarakat setempat. Selain di Kabupaten Kampar, perayaan serupa biasanya juga dilakukan oleh masyarakat di Kuansing. Namun memang tak semeriah perayaan Rayo Onam di Kampar.
Perayaan Rayo Onam di Kampar sejauh ini memang belum masuk dalam destinasi wisat budaya di Provinsi Riau, meskipun gaungnya sudah sangat luas. Gubernur Riau, Syamsuar mengatakan memang sebaiknya Rayo Onam masuk dalam destinasi wisata budaya di Riau. Artinya untuk menjadikan tradisi ini sebagai salah satu destinasi wisata budaya bukan hanya sebatas wacana belaka.Â
“Saya sudah bicarakan dengan Kadis Pariwisata Provinsi Riau, dan saya sudah minta masukkan Rayo Onam sebagai destinasi wisata budaya yang dimuiliki Riau. Termasuk tradisi Balimau Kasai,” katanya, Kamis, 13 Juni 2019.
Menurut Syamsuar, baik Rayo Onam ataupun tradisi Balimau Kasai pada prinsipnya dilakukan oleh sebagian besar masyarakat di Provinsi Riau. Hanya saja cara perayaannya yang berbeda dan cenderung mengikuti kebiasaan di setiap masing-masing daerah. Macam-macam modelnya. Riau termasuk lambat untuk memasukan tradisi-tradisi ini dalam agenda pariwisata. Berbeda jika merujuk daerah Banyuwangi yang hampir seluruh kegiatan masyarakat di sana masuk dalam agenda periwisata.
Memang satu sisi bagi masyarakat Riau atau masyarakat tempatan bahwa agenda Rayo Onam atau Balimau Kasai sebagai kegiatan adat yang biasa saja. Namun bagi masyarakat yang belum pernah menyaksikan secara langsung agenda trdisu itu, akan menjadi daya tarik tersendiri. (bpc3)Â