BERTUAHPOS.COM (BPC), KAMPAR – Jika ada kesempatan berkunjung ke Pekanbaru, luangkanlah sedikit waktu untuk bermain ke wilayah perbatasan Pekanbaru-Kampar, tepatnya di Desa Kualu Nenas, yang letaknya tidak jauh dari perbatasan wilayah ini.
Hampir disepanjang pinggiran jalan raya, masyarakat desa setempat membuka gerai sederhana untuk menjual oleh-oleh khas Kampar itu. Kripik nenas dan kripik nangka. Buah yang mengandung banyak air ini ternyata bisa menjadi pundi-pundi penghasilan bagi masyarakat setempat.
Bertuahpos.com, mampir sebentar ke gerai kripik nenas milik Tini. Dia memberi label usahanya itu dengan nama Usaha Baru Ibu. Sambil mengupas kulit nenas dia bercerita bahwa jika dihari biasa, tidak kurang dari Rp 200 ribu omset dari hasil penjualan kripik nenas dan kripik nangka berhasil terjual.
“Kecuali dihari libur. Misalnya hari Sabtu dan Minggu, yang laku bisa sampai Rp 500 ribu,” katanya.
Dalam sebulan tidak kurang dari Rp 7 juta sampai Rp 8 juta Tini bisa mengantongi rupiah dari hasil menjual oleh-oleh itu. Padahal, hasil produk rumahan yang dilakoni Tini tidak ada yang tampung. Dia dan karyawannya hanya membuka gerai dipinggir jalan itu, setiap hari. Segmentasi pasar mereka adalah masyarakat pendatang yang melintas dijalur itu.
Kata Tini, dalam sehari, lebih kurang 50 buah nenas diproses menjadi kripik. Proses pembuatannya memang tidak sebentar. Butuh waktu 3 jam hanya untuk menggoreng nenas hingga kering menjadi kripik.
“Kalau sehari kami tak ada stok. Sekarang nenas tak musim. Dalam sehari paling kisaran 50 yang diproses untuk buat kripik,” smabungnya.
Harga yang ditawarkan juga bervariasi mulai dari Rp 10 ribu sampai Rp 30 ribu. Kripik nenas dan kripik nangka sama banyak peminatnya. Untuk suplai bahan baku nenas, pelaku usaha rumahan itu biasa pasok dari Kampar. sedangkan untuk suplai bahan baku buah nangka, mereka pasok dari Pasir Pangaraian Kabupaten Rokan Hulu.
Penulis: Melba