BERTUAHPOS.COM — Kemudahan akses menuju Desa Kota Mesjid melalui Tol Pekanbaru-Bangkinang, membuka peluang besar bagi Kampung Patin untuk menjadi destinasi wisata harian berbasis kuliner dan budaya, kata Ketua ASITA Riau, Dede Firmansyah, saat Festival Kampung Patin 2024, Selasa, 17 Desember 2024.
Desa ini bernilai tinggi dan memiliki atraksi lokal yang khas dan unik. Maka tak muluk-muluk jika desa yang menjadi sentra produksi ikan patin di Riau itu, dianggap potensial untuk menjadi destinasi wisata harian berbasis kuliner dan budaya. Dede yakin, hal itu akan mampu menarik wisatawan lokal hingga mancanegara.
Jalan Tol Riau – Sumbar ruas Pekanbaru – XIII Koto Kampar kini sudah terhubung, semakin memudahkan wisatawan untuk mengakses desa ini. “Infrastruktur sudah bagus. Ini menjadi peluang besar untuk menjadikan Kampung Patin sebagai destinasi wisata harian.
Orang-orang akan lebih mudah tanpa mempertimbangkan batasan waktu,” kata Dede. “Dengan akses yang mudah, desa ini bisa menjadi salah satu tujuan utama untuk wisata singkat di Riau.”
Kini, perjalanan dari Pekanbaru ke Desa Koto Mesjid (Kampung Patin) menjadi sangat singkat. “Hanya perlu waktu satu setengah jam. Dulu, sebelum ada tol, pastinya lebih lama,” kata Riki, seorang wisatawan yang ikut menyaksikan festival itu.
Kendati demikian, pemerintah tetap diharapkan dapat mendukung pengembangan Kampung Patin dengan mengadakan event rutin. Dede mengusulkan adanya kegiatan mingguan yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung secara berkala.
“Event mingguan bisa menjadi daya tarik tambahan. Wisatawan tidak hanya datang untuk membeli produk, tetapi juga menikmati suasana dan atraksi di desa ini,” ujarnya.
Menurut Dede, Desa Koto Mesjid punya daya tarik kuat. Karena olahan produk berbahan dasar ikan patin benar-benar khas dan unik. Produk itu tentu memiliki nilai jual tinggi dan menjadi daya pikat wisatawan. “Ini peluang besar untuk mengembangkan wisata berbasis kuliner lokal,” katanya.
ASITA Riau bersedia membantu—untuk promosi wisata—lewat paket-paket perjalanan. Kini, ASITA Riau sedang merancang tour untuk mengajak wisatawan menikmati berbagai produk olahan ikan patin di desa ini. “Termasuk membantu untuk pemasaran dan menceritakan pengalaman budaya kepada calon wisatawan,” katanya.***