Kepada Yth. Redaksi Bertuah Pos
Saya lahir 68 tahun yang lalu di Pelalawan, besar di Airmolek,1971 di Dumai. Tahun 1993 meninggalkan Riau, dan sejak 2003 menetap di Jogjakarta.
Tolong sampaikan ke Pemerintah Daerah (Pemda) Riau dan Pejabat-pejabat di Riau bahwa kabut asap di Riau itu tidak mungkin akan lenyap dan setiap tahun akan tetap terjadi seperti itu selama Pemda tidak mencetak seluas-luasnya sawah baik tadah hujan maupun beririgasi dan lahan-lahan pertanian yang merata disetiap kabupaten.
Selama ini area persawahan dan pertanian yang ada hanya didaerah Bangkinang. Sehingga diakui atau tidak bahan pangan kebutuhan dapur penduduk Riau dipasok dari daerah Sumbar dan Sumut. Kalau sarana jalan dan transportasi dari daerah-daerah tersebut terganggu maka bahan kebutuhan pangan di Riau terganggu dan harganya juga cukup mahal.
Pertani – petani tradisioanal menanam padi / padi ladang dan sayur mayur dengan cara membakar lahan atau hutan dimusim panas dan menanam ketika akan datang musim hujan, tanahnya akan sangat subur tanpa pupuk.
Di Sumbar mana ada orang-orang membakar lahan atau hutan untuk pertanian karena sawah dan lahan pertanian sangat luas. Solusinya adalah Pemda Riau harus mencetak sawah dan lahan-lahan pertanian seluas-luasnya dan sebanyak-banyaknya merata disetiap Kabupaten di Riau.
Petani-petani tradional itu hanya korban kekurangan bahan pangan, jadi kalau ditangkapi ya kasihan juga, lain halnya dengan pengusaha2 kelapa sawit yang membakar hutan demi keuntungan semata. Terima kasih Redaksi Bertuah Pos, salam dari Jogjakarta.
Soejono Ngadiran
Â