BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Ketua Pelaksana Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Nasional, Doni Monardo menyarankan agar daerah bisa menerapkan pemisahan antara Lansia dan anak muda untuk memutus mata rantai COVID-19.
Menurut Doni Monardo, langkah ini dianggap efektif mengingat risiko besar terpapar virus justru dialami oleh Lansia. Sedangkan para anak muda punya imun kuat dengan tingkat mobilitas tinggi. Sehingga dianggap perlu perlindungan masif kepada Lansia.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, usulan ini bisa saja dijadikan referensi bagi daerah namun untuk situasi dan kondisi tertentu.
“Bagaimanapun kita harus melihat kondisi lingkungan di rumah mereka. Kalau sepanjang kondisi lingkungan rumah mereka memungkinkan itu bisa saja diterapkan,” kata Mimi.
Mimi menambahkan, jika memang kondisi tersebut (pemisahan Lansia dan anak muda) bisa dilakukan, tentu hal ini jauh lebih baik. Sehingga antara Lansia dan anak muda di dalam satu rumah minim, bahkan tidak ada interaksi.
Hal-hal seperti ini, kata Mimi, harusnya memang lebih efektif untuk memutus mata rantai COVID-19, agar virus tidak terjangkit ke Lansia, karena memang mereka yang memiliki risiko besar jika terjangkit virus.
“Seperti yang kita ketahui kan memang cenderung yang muda ini cenderung orang tanpa gejala (OTG), sehingga membuat para Lansia cenderung sangat mudah terpapar virus,” jelasnya.
Dia menanbahkan, memang setiap orang punya kondisi dan situasi lingkungan yang berbeda. Masalahnya, tidak bisa digeneralkan, walaupun idealnya seperti itu.
Beberapa hal yang mungkin bisa diterapkan, seperti makan secara bergantian, tidak berinteraksi antara yang muda dengan yang tua, serta menjaga jarak dengan mengisolasi di kamar oleh setiap individu di rumah.
“Kadangkan mereka itu rumahnya sangat kecil, jadi apa bisa kalau kita terapkan pemisahan antara Lansia dan anak muda dalam satu rumah itu. Paling, ya jangan mendekati orang tua atau kakek nenek mereka. Misalnya, anaknya di kamar aja. Kalau makan harus bergantian. Sebenarnya sudah cukup terakomodir dengan isolasi mandiri,” sebut Mimi. (bpc3)