BERTUAHPOS.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) mengingatkan para peternak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyakit hewan ternak akibat curah hujan tinggi dan banjir yang melanda wilayah Riau saat ini.
Plt Kepala Dinas PKH Riau, Heri Afrizon, melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan, drh Faralinda Sari, menyampaikan bahwa kondisi cuaca ekstrem ini berisiko memunculkan berbagai penyakit, terutama Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang kasusnya di Riau terus meningkat.
“Hingga saat ini, kasus PMK di Riau yang sebelumnya hanya ada dua kasus di Kampar, kini telah menyebar ke sejumlah daerah lain dengan total kasus lebih dari 30,” ujar Faralinda, Jumat 24 Januari 2025.
Selain PMK, peternak juga diimbau untuk mewaspadai penyakit lain seperti Septichaemia Epizootica atau sapi ngorok, serta penyakit Jembrana yang bisa menyerang sapi dan kerbau. Penyakit-penyakit ini cenderung muncul saat musim hujan dan banjir.
“Kondisi cuaca ekstrem seperti ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi penyebaran penyakit, sehingga peternak perlu lebih berhati-hati,” tambah Faralinda.
Untuk mencegah penyebaran lebih luas, Pemprov Riau telah menerapkan kebijakan vaksinasi. Faralinda menjelaskan bahwa vaksinasi dilakukan dengan metode ring vaksinasi hingga radius 3 kilometer dari titik kasus.
Prioritas vaksinasi diberikan kepada sapi dan kerbau, dimulai dari desa yang belum terpapar kasus.
“Kami juga mencanangkan bulan vaksinasi PMK, gelombang pertama berlangsung Januari hingga Maret, dan gelombang kedua pada Juli hingga September 2025,” jelasnya.
Selain vaksinasi, peternak diimbau untuk menjaga kebersihan kandang dan memberikan pakan yang sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh hewan.
Dengan langkah-langkah ini, Pemprov Riau berharap kasus penyakit hewan dapat ditekan sehingga tidak berdampak pada produktivitas peternak. Faralinda juga mengajak masyarakat untuk segera melaporkan jika menemukan gejala penyakit pada hewan ternak mereka.
“Semua pihak harus berkolaborasi agar penanganan penyakit ini berjalan efektif, sehingga tidak menimbulkan kerugian besar bagi peternak,” pungkasnya.