BERTUAHPOS.COM — Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI), organisasi masyarakat pendukung Anies Baswedan berpendapat, Jokowi sebagai pribadi sah-sah saja mengambil sikap politik, termasuk dalam hal mendukung atau tidak mendukung calon atau partai politik tertentu dalam Pemilu. Namun, sebagai pejabat publik, dukungan atau ‘endorsement’ tersebut tidak sepantasnya untuk dilakukan.
Hal ini berkaitan dengan pemberitaan sebuah surat kabar yang berbasis di Singapura menghebohkan jagat perpolitikan Indonesia. Artikel dalam surat kabar tersebut mewartakan bahwa Presiden Jokowi tengah mempertimbangkan secara serius untuk ‘meng-endorse’ pencalonan Prabowo sebagai suksesornya pada Pilpres 2024.
Sebab, pada diri Jokowi selaku Presiden melekat pula kekuasaan negara sehingga, tentu segala tindakan yang dapat mengarah pada bentuk-bentuk penyalahgunaan kekuasaan negara sejauh mungkin harus dihindari.
“Tidak mungkin memisahkan diri pribadi Jokowi sebagai individu dan sebagai pejabat publik. Karena itu, beliau hendaknya menghindari sejauh mungkin kegiatan politik praktis yang dapat menjadi preseden buruk bagi praktik demokrasi di masa mendatang,” ujar Sekjen SKI, Raharja Waluya Jati, dalam keterangan tertulisnya.
Jati menyatakan bahwa di tahun-tahun terakhirnya, Presiden, Wakil Presiden dan pejabat publik lainnya seharusnya lebih fokus pada kerja-kerja yang menjadi kewenangannya. Lebih lanjut dia mengingatkan bahwa rakyat memiliki hak untuk terus mendapatkan pelayanan terbaik dari pejabat publik meskipun kita telah memasuki tahun-tahun politik.
“Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden ke depan dapat berjalan fair jika ada komitmen para pejabat publik untuk setia pada konstitusi dan tidak tergoda untuk menggunakan kekuasaan. Sumber daya negara yang dikelola para pejabat publik tidak boleh disalahgunakan melalui tindakan yang berlawan dengan kepentingan umum,” tegasnya.
Di sisi lain, SKI mengapresiasi kekompakan tiga partai yang disebut-sebut sebagai caloan koalisi pengusung Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 yakni Partai Nasdem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera.
Beredarnya foto orang-orang nomor satu di partai tersebut (Surya Paloh, Agus Harimurti Yudhoyono, Ahmad Syaikhu) bersama Anies Baswedan dan Jusuf Kalla dalam satu bingkai, dinilai sebagai pertanda bahwa embrio koalisi itu kian solid.
“Meskipun hanya bertemu di dalam resepsi pernikahan, mereka seperti mengirimkan pesan kepada publik tentang kehendak untuk ‘membentuk keluarga baru’ dengan meminang Anies,” ungkap Jati.***