BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Untuk kedua kalinya Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto terjerat dalam kasus hukum. Tersandung masalah seperti ini diyakini akan menurunkan elektabilitas Partai Golkar. Signifikankah penurunannya? Lalu bagaimana dengan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Arsyadjuliandi Rachman yang akan maju di Pilgub 2018 nanti?Â
Menurut Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Muhammadiyah Riau Aidil Haris MIKom, kasus yang menjerat Setnov diyakini sedikit banyak akan mengancam Andi Rachman.Â
“Berpengaruh memang tapi tidak signifikan pengaruhnya. Karena itu bukan masalah Partai Golkar secara keseluruhan,” katanya, saat dihubungi bertuahpos.com, Selasa (14/11/2017).Â
Dari penilaiannya, kasus yang dicuatkan kembali oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hanya fokus pada individu Setnov sendiri, meskipun mungkin di internal partai pohon beringin itu geger. Menurut dia, kasus seperti ini sering terjadi.Â
“Selama ini bisa kita lihat lah, sudah berapa banyak orang Golkar atau kader Golkar yang terjerat dalam kasus seruan. Pada saat Pilkada juga terbukti tidak mempengaruhi perolehan suara Golkar. Karena partai ini cukup kuat di daerah,” sambungnya.Â
Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad, sebelumnya juga memperkirakan hal serupa. Kasus e-KTP yang kini menjerat Novanto dipastikan akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Golkar. Namum pengaruhnya tidak cukup besar, karna partai ini tidak sentralistik.
Golkar tergolong partai modern sebab banyak figur punya kekuatan hampir di setiap daerah. Dengan demikian Golkar tidak bergantung terlalu besar ke Novanto. Penurunan elektabilitas Golkar ditegaskan bukan hanya karena kasus Novanto semata.
Baca:Â Pakar Hukum: Setnov Masuk Penjara Tergantung Alat Bukti
“Selama ini Golkar ada masalah Setya Novanto, ada perpecahan partai, tetapi mereka tetap menjadi salah satu partai terkuat selain PDIP. Saya kira pesaing utama PDIP sekarang, selain Gerindra adalah Golkar,” katanya. (Bpc3)