BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Pekanbaru akan segera membuat pertemuan dengan para tokoh-tokoh Kota Pekanbaru, baik dari tokoh adat, tokoh agama, legislatif untuk membahas mengenai tuntutan pencabutan Gelar Adat Datuk Bandar Setia Amanah yang kini melekat di diri Walikota Pekanbaru Firdaus.Â
Hal ini ditegaskan langsung oleh Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAM Pekanbaru, Datuk Said Usman Abdullah, menyikapi desakan Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Peduli Riau (GMP2R) yang kembali mendatangi Balai Adat Melayu Kota Pekanbaru, Rabu sore kemarin (2/10/2019).
“Segera kita akan adakan pertemuan dengan para tokoh menyikapi desakan anak-anak kita para mahasiswa dan pemuda itu. Insyaallah, Sabtu akhir pekan ini, paling lambat, pertemuan itu akan dilaksanakan,” tegas Datuk Said Usman Abdullah.
Pertemuan ini sendiri, jelas Datuk Said Usman Abdullah, tentunya untuk mencari sejauh mana pelanggaran norma adat yang dilakukan Walikota Pekanbaru Firdaus hingga gelar adatnya harus dicabut. Jika itu terbukti, katanya, tentu pencabutan gelar adat tersebut sangat berpotensi dilakukan oleh LAM Pekanbaru.
“Bagaimana norma-norma adat yang harus dilakukan seorang pemimpin pada rakyatnya, ini salah satunya yang akan kita bahas pada pertemuan itu. Jika memang terbukti, tentu ada potensi LAM Pekanbaru mencabut gelar tersebut dari Walikota Firdaus dengan mengeluarkan Maklumat Warkahnya,” papar Datuk Said Usman Abdullah.
Senada dengan Datuk Said Usman Abdullah, salah seorang tokoh adat dari LAK Lembaga Adat Kampar yakni Datuk Paduko Tuan Afrizal DS juga menyatakan bahwa teriakan-teriakan dan desakan para mahasiswa dan pemuda Pekanbaru tentu tak bisa dibiarkan.Â
Makanya dia menyebutkan langkah LAM Pekanbaru sebagai lembaga adat tertinggi di Kota Pekanbaru yang akan segera membuat pertemuan dengan berbagai tokoh lainnya merupakan langkah yang tepat.
“Mereka para mahasiswa dan pemuda ini merupakan para anak kemenakan kita, generasi penerus Kota Pekanbaru. Mereka meneriakkan dan mendesak sampai seperti ini, tentunya ada penyebabnya.Â
Hal inilah maka LAM Pekanbaru memang sudah seharusnya segera melakukan pertemuan dengan para tokoh untuk bertabayyun mencari kebenarannya,” tegas Datuk Paduko Tuan Afrizal DS yang kebetulan berada di Balai Adat Pekanbaru saat para mahasiswa datang.
Sebagai informasi, Rabu sore kemarin (2/10/2019), GMP2R kembali mendatangi LAM Pekanbaru. Kedatangan mereka yang kesekian kalinya ini, beragendakan yang sama dengan yang sebelumnya yakni mendesak LAM Pekanbaru untuk segera mencabut Gelar Adat Datuk Bandar Setia Amanah yang melekat pada Walikota Pekanbaru Firdaus.
Desakan ini sendiri, menurut GMP2R melihat berbagai masalah yang membelit Walikota Pekanbaru. Poin pertama sebab Walikota Firdaus diduga telah memanfaatkan jabatannya untuk memperkaya diri sendiri dan keluarganya melalui berbagai proyek yang ada di Pemko Pekanbaru.Â
Dari berbagai data yang diberikan oleh GMP2R salah satunya yakni pada pengerjaan proyek jalan KM 70 di Tenayan Raya Pekanbaru, yang dikerjakan oleh PT. Lutvindo Wijaya Perkasa, yang notabenenya perusahaan tersebut adalah milik keponakan kandung dari Walikota Firdaus.
Untuk poin kedua, GMP2R menyoroti kepergian Walikota Firdaus ke Kanada beberapa waktu lalu. GMP2R menilai bahwa kepergian ini tidak mencerminkan contoh kepemimpinan yang baik menurut adat sebab pada saat itu justru masyarakat Pekanbaru tengah berjuang melawan bencana kabut asap.
Kedatangan GMP2R kemarin, disambut hampir seluruh datuk-datuk pimpinan baik dari Majelis Kerapatan Adat maupun Dewan Pimpinan Harian LAM Pekanbaru di ruang rapat LAM Pekanbaru. Tampak pada pertemuan di dalam ruang rapat LAM Pekanbaru itu seperti Ketua MKA LAM Pekanbaru Datuk Said Usman Abdullah, Datuk Paduko Tuan Afrizal DS, Datuk Hermansyah, Datuk Ridwan, Datuk Sarbaini, Datuk Zoelkifli Husin, Datuk OK Tabrani, Datuk Juswandi dan beberapa lainnya. Sementara itu, sekitar 10 orang mahasiswa dan pemuda hadir di ruang pertemuan mewakili puluhan temannya yang lain menunggu di halaman Balai Adat.
Sebelum ke LAM Pekanbaru, hari itu GMP2R juga melakukan aksinya di depan rumah dinas Walikota Pekanbaru. Disana bahkan mereka sempat memblokir jalan. Untuk aksi di depan rumah dinas Walikota, GMP2R baru bubar setelah dijumpai langsung oleh Kasatpol PP Pekanbaru, Agus Pramono. Sementara di LAM Pekanbaru, pertemuan berlangsung cukup lama, hampir mencapai 30 menit.(rilis)