BERTUAHPOS.COM — Indonesia mencatatkan tingkat inflasi sebesar 2,61%, menandai penurunan signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 5,51%. Ini merupakan angka inflasi terendah dalam dua dekade, di luar periode pandemi pada tahun 2021.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia A. Widyasanti, menegaskan bahwa inflasi tahun 2023 secara keseluruhan lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Adapun penyumbang utama inflasi pada bulan Desember adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan andil mencapai 0,29%.
“Dalam perspektif tahunan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi Desember 2023 sebesar 1,60%. Komoditas utama termasuk beras, cabai merah, rokok kretek, rokok filter, cabai rawit, dan bawang putih,” ungkapnya, Selasa, 1 Januari 2024.
BPS mencatat bahwa inflasi tahunan sebesar 2,61% pada 2023 didorong oleh inflasi pada semua komponen. Komponen inti mengalami inflasi sebesar 1,80%, memberikan kontribusi sebesar 1,1%.
“Komoditas yang dominan dalam komponen inti termasuk emas perhiasan, biaya sewa rumah, biaya kontrak rumah, gula pasir, dan upah ART,” jelas Amalia.
Selanjutnya, komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 1,72%, memberikan andil sebesar 0,32%. Harga rokok kretek filter, tarif angkutan udara, dan rokok putih menjadi komoditas yang dominan dalam komponen ini selama setahun terakhir.
Lebih lanjut, komponen harga yang bergejolak mengalami inflasi sebesar 1,15%, dipicu oleh kenaikan harga beras, cabai merah, bawang putih, dan daging ayam ras.***