BERTUAHPOS.COM(BPC), PEKANBARU – Serangan jantung membutuhkan penanganan yang cepat. Semakin cepat tindakan atau penanganan yang diberikan maka akan semakin besar kemungkinan penderita dapat di selamatkan.Sebagian orang pasti bertanya, apa sih yang harus kita lakukan jika mendapati orang yang terkena serangan jantung? Penanganan serangan jantung mendadak, Â Terkhusus pertolongan pertama untuk penderita jantung pada orang terdekat kita.
Dr Widy Hartono yang sehari-hari bertugas di RS Santa Maria Pekanbaru Memberikan tips yang  saat ini belum banyak masyarakat yang mengetahui pertolongan pertama terhadap kondisi darurat  yang dapat mengancam keselamatan seseorang.
“Untuk itu, minimal kita harus mengetahui dasar pertolongan pertama jika disekitar kita terdapat penderita jantung, Ini merupakan momen yang krusial sebelum bantuan medis datang.Tujuannya untuk menolong orang terdekat, terutama keluarga, yang henti nafas ataupun henti jantung sehingga tidak sadarkan diri,”ujarnya.
Dr. Widy menjelaskan sebelum mengambil tindakan pertolongan, yang paling penting adalah kenali, pastikan apakah keluhan yang di alami merupakan gejala serangan jantung. Secara umum tanda-tanda serangan jantung  ialah nyeri dada yang bertahan selama beberapa menit(lebih dari 5 menit) atau hilang timbul, keluhan nyeri seperti ditekan atau diremas bahkan seperti ditusuk. Lokasi nyesri ini juga biasanya dikiri atau ditengah dada, sulit bernafas atau nafas menjadi pendek, rasa nyeri dapat menjalar atau menjadi rasa tidak nyaman, terjadi kesemutan di bahu, lengan atas, punggung, leher atau bahkan rahang bawah, mual, lemah tiba-tiba, timbul keringat dingin, denyut jantung menjadi tidak teratur.
Setelah kenali gejala tersebut kita dapat melakukan Resusitasi jantung  paru atau Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) yaitu tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas. CPR bertujuan untuk menjaga jalan nafas (airways) tetap terbuka, menunjang pernafasan dan sirkulasi tanpa menggunakan alat bantu. CPR sangat dibutuhkan bagi orang tenggelam, terkena serangan jantung, sesak napas karena syok akibat kecelakaan, terjatuh, dan sebagainya.Namun yang perlu diperhatikan khusus untuk korban pingsan karena kecelakaan, tidak boleh langsung dipindahkan karena dikhawatirkan ada tulang yang patah, untuk segera panggil bantuan,Biarkan di tempatnya sampai petugas medis datang.
Berbeda dengan korban orang tenggelam dan serangan jantung yang harus segera dilakukan CPR. Dalam melakukan CPR  pada penderita serangan jantung  menggunakan istilah C-A-B ( compressions, Airways, dan Breathing) jika Sebelumnya American Heart Asociation (AHA) memakai A-B-C hal tersebut dinilai kurang efisien dan efektif mengingat betapa berharganya setiap detik berlalu saat menyelamatkan korban. Prosdur tersebut diubah pada Tahun 2010 dari A-B-C menjadi C-A-B. langkah awal yang harus dilakukan yakni dalam keadaan Aman, “Setelah aman baru diamati apakah korban masih sadar, masih bernafas, atau masih memiliki denyut nadi,” sebutnya.
Hal ini dikenal dengan 3 “TIDAK’’
-Tidak merespon : saat dipanggil dengan cara ditepuk tidak merespon, segera minta orang lain untuk memanggil bantuan dan segera tangani korban.
– tidak bernafas : hal ini kita pastikan dengan cara lihat, dengar dan rasakan
Tidak ada nadi : Jika korban tidak sadarkan diri, langsung periksa denyut nadi korban, denyut nadi yang paling besar terletak di leher, dekat kerongkongan.Oleh karena itu denyut nadi ini yang paling mudah terdeteksi selama 5 detik.
Dalam langkah C (compressions), Jika korban tidak dirasakan lagi denyut nadinya maka segera melakukan pemompaan jantung dengan cara menentukan titik tekan jantung: menentukan titik tekan jantung dengan cara mengambil titik tengah dari garis imajiner antara 2 puting susu.
Kemudian lakukan gerakan penekanan ke dada sedalam min 5 cm dengan kecepatan 100 kali per-menit sebanyak 30 kali, dan memberi nafas buatan sebanyak 2 kali. Lakukan sebanyak 5 siklus dalam 2 menit, Kompresi 30:2 . Penekanan pada dada korban juga harus benar,teratur, lembut dan tidak terputus, diantara tiap kompresi  tangan harus melepas tekanan tetapi tetap melihat pada tulang dada, jari-jari jangan menekan tulang iga korban, lengan harus lurus dan memakai tenaga dari pundak, bukan lengan.
A (Airways / Jalan Napas) Pada korban yang tidak sadarkan diri, pemeriksaan jalan nafas, apakah ada benda asing seperti Cara untuk membebaskan jalan nafas korban adalah dengan sapuan menggunakan 2 jari ke mulut korban dan Manuver Head Tilt Chin Lift (Angkat Dagu Tekan Dahi) . Jika ada benda asing menyangkut, segera angkat dengan menjepit menggunakan jari.
B (Breathing / Pernapasan) memastikan korban, jika setelah di raba nadi  korban mengalami perhentian, segera berikan nafas buatan sebanyak 2 kali, setiap nafas buatan memiliki jeda 5 detik. Hal tersebutlah yang harus kita lakukan untuk penanganan daruarat.sebab Setiap detik menjadi sangat berharga dan masalah hidup dan mati bagi penderita. Kuncinya adalah berikan apa yang dibutuhkan. (Ely)