BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Berhijab dan bercadar. Pastinya sudah jelas terbayangkan bagaimana cara mereka berpakaian. Dua wanita berhijab dan bercadar ditemui bertuahpos.com di Kampus Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau. Mereka bercerita banyak tentang kehidupan dan pandangan orang terhadap cara berpakaian yang mereka kenakan.
Namanya Resty dan Lili. Keduanya mahasiswa Fakuktas Ekonomi dan Ilmu Sosial (Fekonsos) UIN Suska Riau. Selain belajar kurikulum kampus, keduanya ini juga aktif sebagai anggota Rohani Islam (Rohis) Al-Iqtishodi.Â
Keseharian mereka tentu saja banyal bergelut dengan kegiatan muslimah. Dari Rohis itu pula Resty dan Lili banyak tahu tentang olahraga Rasulullah SAW seperti memanah. Namun lebih banyak mendengarkan kajian ceramah dan tasiyah tentang islam.
Resti pakai cadar sejak duduk dibangku SMA. Diusia seperti itu memang agak berat sebab biasanya, teman-teman seusianya malah sibuk berdandan serta menikmati tren model fashion terbaru. Tapi bagi Resty, cukup mengenakan hijab dan cadar penutup wajahnya.Â
“Memakai cadar sebagai bukti taat pada Allah dan menjalankan sunnah Rasulullah. Dalam keseharian saya berharap cadar bisa menjadi benteng dan bisa menjaganya dari hal-hal yang tidak terpuji,” ujarnya kepada bertuahpos.com, Minggu (8/10/2017).Â
Setelah mengenakan cadar, ada rasa tanggung jawab yang harus diemban. Yakni bagaimana menjaga sikap. “Alhamdulillah, Resty merasa lebih nyaman dan aman setelah mengenakan cadar ini,” ungkap Resty.Â
“Dan Resty merasa butuh teman-teman yg menguatkan untuk hijrah, dan insyaa Allah sepertinya Resty akan temukan orang tersebut dirohis ini,” sambungnya.Â
Resty juga berasal dari keluarga yang paham akan agama mereka tidak mempermasalahkan dengan cara Testy bercadar.Â
“Kalo dilarang sih belum ada hanya daja masih belum transparan buat pakai cadar dihadapan keluarga besar. Seringnya diganti dengan masker, sebab pandangan orang antara cadar dan masker tentu berbeda. Lagipula hakikat Resty hanya ingin menutupi dari pada yg bukan mahram,” tuturnya.Â
Dulu Resty pernah terdaftar sebagai anggota Rohis waktu SMA Tapi waktu itu Rohis sekolah belum berjalan dengan baik. Resty berada dilingkungan sekolah umum. Jadi rohisnya belum terlalu berkembang masa itu.Â
“Sehingga Resty ambil alihkan pada ekskul lain yg lebih berjalan. Seperti advokasi dan konseling remaja, ” tuturnya.Â
Setelah Resty pakai cadar, Resty semakin paham. Bahwa manusia itu memang selalu berada. Lagi pula dia tidak pernah memandang seseorang dari komunitas atau cara pakaiannya.Â
“Resty juga insyaa Allah akan bergabung pada organisasi umum lain. Tidak melulu harus tentang agama. Sebab jika salah salah pilih kajianpun sebabnya nanti akan berbahaya,” katanya.
Sudah menjadi kodrat, keindahan itu sebenarnya lekat dalam jiwa wanita. Resty sebenarnya sangat ingin berdandan dan tampil dengan pakaian menawan. Itu tidak bisa dipungkiri. Maks sesekali dia mengenakan hijab dan cadar bermotif.Â
“Cuman jika tentang riasan wajah, alhamdulillah Resty tidak pernah iri pada wanita lain. Sebab Resty tentu akan mengenakannya kelak jika sudah memiliki suami,” ungkapnya sambil tersenyum.Â
Berbeda dengan Lili. Dia mengenakan cadar setelah beberapa minggu masuk dalam Rohis kampus. Mungkin ini hidayah, dan cara mendapatkannya beragam dan bertahapÂ
Sama halnya dengan Lili, Lili memakai cadar baru beberapa minggu setelah ia masuk rohis kampus. Baginya Hidayah itu beragam dan bertahap.Â
Kawan-kawannya sempat meragukan Lili, karena terlalu cepat mengambil keputusan untuk mengganti cara berpakaian. mereka takut kalau Lili tidak istiqomah.Â
Namu beberapa hari Lili bergelut dengan hati tentang keputusannya pakai cadar, hingga sampai tidak tenang. Dan dengan istiqomah akhirnya Ia nyaman memakai cadar.Â
“Memang banyak sunnah lain yang bisa dikerjakan. Tapi jujur saja perempuan itu pasti merasa dirinya cantik, walaupun orang tidak berkata demikian. Dan kita dengan sendirinya akan berusaha memoles diri untuk lebih menarik lagi. Lili ingin menghindari itu makannya Lili pakai cadar,” ungkapnya.Â
Lili juga ingin menjaga dirinya sebagaimana Allah menjaga aib-nya agar tidak diketahui orang lain. “Lili merasa nyaman karna laki-laki merasa segan dengan Lili yang seperti ini. Kalau Lili lewat mereka membuka kan jalan, “katanya sambil tersenyum.Â
Dan inilah pesar dari Resty fan Lili. “Kenakanlah hijab dengan baik sesuai syar’i. Jangan sampai hijab kita menjadi sia-sia,” (mg shela)