BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Mahasiswa UIN Suska Riau terpaksa menggelar aksi untuk menyampaikan aspirasi mereka kepada pihak rektorat secara virtual. Aksi ini dilakukan setelah Pimpinan kampus Islami Madani itu menolah untuk melakukan audiensi untuk ketigakalinya, bersama dengan Senat Mahasiswa (Sema).
Ketua Sema UIN Suska Riau, Dewi Sari mengatakan pihak pimpinan kampus menolak permohonan audiensi mahasiswa dengan alasan masih menunggu keputusan dari Kementerian Agama. Menurutnya, beberapa poin dalam permohonan sangat penting seperti, menyangkut kuota internet dan sembako untuk mahasiswa, serta menuntut adanya transparansi anggaran Gugus Depan COVID-19 UIN Suska Riau.
“Di beberapa kampus UIN lainnya sudah ada penanganan pemberian sembako kepada mahasiswa yang terkena dampak Covid-19 seperti UIN Sunan Kalijaga, UIN Walisongo, UIN Alauddin Makassar dan UIN STS Jambi. Ada juga yang mendirikan dapur umum seperti yang dilakukan oleh UIN Jakarta,” sebutnya seperti dikutip dari media kampus UIN Suska Riau, Gagasan Online.
Sampai kini, terang Dewi, UIN Suska Riau hanya memberikan 80 paket sembako kepada mahasiswa nasional dan 10 paket sembako kepada mahasiswa internasional, dan kini tengah dilakukan pemungutan sumbangan kembali. “Kalau harus menunggu sumbangan, ya keburu mahasiswa mati kelaparan. Saya lihat Rektor tidak sigap melihat kebutuhan anak didiknya,” keluhnya.
Atas penolakan audiensi tersebut, Dewi menuturkan, mahasiswa melakukan aksi virtual di sosial media mulai 5 Mei 2020. Mereka sudah menyebarkan informasi terkait aksi virtual itu berupa pamflet untuk mengajak mahasiswa lain terlibat dalam aksi ini.
Dia berharap, pihak kampus segera merealisasikan poin-poin tuntutan mahasiswa dalam waktu segera. Diantara poin tuntutannya adalah subsidi kuota internet untuk kebutuhan kuliah secara virtual, sembako, diskon UKT selama pandemi, potongan UKT untuk mahasiswa semester 9-14, dan membuka ruang untuk Ormawa sehingga dapat membuat kegiatan selama masa pandemi. (bpc3).