BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — SMP Telekomunikasi, binaan SMK Telkom Pekanbaru yang ada di bawah Yayasan Islam Riau, punya jalan keluar memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan. Dengan mengadakan berbagai lomba tingkat SD sederajat. Mulai dari lomba baca teks sumpah pemuda, baca puisi perjuangan, serta lomba menggambar dan mewarnai.
Ricky Ricardo, SPd selaku Kepala Sekolah SMP, menyakini even ini salah satu terobosan saat pandemi. “Mendukung program kementrian, sekaligus mendukung promosi sekolah”, yakin lelaki ini singkat.
Sebagai penarik tentu saja Ricky tidak mau gegabah. Selain pendaftaran peserta perorangan ini gratis, lomba ini melibatkan SD sederajat mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Hanya peserta lomba mewarnai yang berasal dari kelas 1 hingga 3. Pendaftaran peserta lomba dapat dibantu orang tua melalui email dan mengupload formulir. Serta mengirim video karya ke smptelekomunikasi2020@gmail.comn.
Pendaftaran yang dibuka sejak 13 Oktober hingga 5 November 2020 ini juga membutuhkan dukungan virtual. “Jangan lupa peserta lomba untuk upload video maksimal 10 menit. Dan penilaian dilakukan 2 versi. Pertama 30% dari karya di video YouTube dan akun instagram SMP Telekomunikasi. Ditambah 70% sesuai keputusan juri,” kata Ricky mengingatkan. Untuk pemenang lomba pihak sekolah telah mempersiapkan uang saku, bingkisan, dan tropi.
Pimpinan Sanggar lukis Brain, MJ Paslah, yang ikut dalam program ini, mengapresiasi positif. “Syukurlah SMP Telkom mengajak kita bersama mengadakan even ini. Ke depan semoga kerjasama ini akan kian berkembang,” kata lelaki hobi ngomik ini.
Sanggar lukis Brain pun memfasilitasi media gambar bagi peserta lomba mewarnai. Untuk teknis lomba mewarnai disepakati kedua pihak menggunakan media crayon segala merk. Harmonisasi warna, tidak menambahkan gambar, tingkat kebersihan dan kerapian, serta finishing, jadi unsur penilaian.
Sedang lomba menggambar menggunakan media gambar pensil hitam mulai dari pensil 2B hingga 6B. Kesesuaian tema, menampilkan tokoh utama, teknik menggambar, dan teknik rendering/arsiran jadi unsur penilaian.
“Kenapa menggambar menggunakan pensil?, Ini agar anak-anak terbiasa merupa, itu konsepnya. Para maestro dunia, sebelum mereka terkenal, memulai karir dari eksplorasi pensil terlebih dahulu”, kata pemilik sanggar yang sudah berdiri sejak 2015 ini. (bpc5)