BERTUAHPOS.COM – Aktivitas pekerjaan yang penuh tekanan ternyata membawa risiko serangan jantung.
Dibandingkan dengan mereka yang bekerja biasa saja tanpa tekanan, pekerja yang bekerja di bawah tekanan berisiko dua kali lebih besar mengalami serangan jantung berulang. Risiko ini juga merupakan akumulasi penyakit jantung yang dihubungkan dengan beberapa faktor seperti tekanan darah tinggi ,diabetes, obesitas, dan merokok.
Penelitian dilakukan terhadap 972 pria dan wanita yang berusia tidak lebih dari 60 tahun yang mengalami serangan jantung antara 1995 sampai 1997. Kemudian dilanjutkan dalam enam tahun ke depan,sebanyak 124 orang mengalami serangan jantung kedua, 13 di antaranya berakibat fatal dan 82 orang mengalami penyakit radang tenggorokan.
Tekanan pekerjaan kronik didefinisikansebagaipekerjaan yang membutuhkan tingkat stres yang tinggi dan mempunyai sedikit kontrol dalam mengambil keputusan.Karena itu sering kali dihubungkan mengalami masalah serangan yang sama.
Namun, penelitian yang di publikasikan dalam the Journalof the American Medical Association tidak menjelaskan tipe pekerjaan yang memengaruhi serangan jantung berulang. Dalam penelitian sebelumnya, beberapa orang sering kali dihubungkan antara tekanan pekerjaan dan serangan jantung pertama. Akan tetapi hanya dua penelitian terbaru yang mengangkat risiko berulangnya mengalami serangan yang sama akibat tingginya stres pekerjaan.
Kepala peneliti Dr Corine Aboa Eboule mengatakan, risiko berulangnya serangan yang sama akibat tingginya stres pekerjaan dihubungkan dengan sistem ketahanan tubuh yang didahului dengan membengkaknya dinding arteri dan pembekuan darah. “Kemungkinan terjadi se- dirangan berikutnya disebabkan oleh beberapa faktor seperti gaya hidup yang dijalani setelah serangan pertama berlangsung serta tidak menggunakan terapi obat-obatan,” katanya seperti dikutip Reuters.
Namun, sekali lagi tidak ada data pendukung penelitian ini. Eboule menambahkan, tekanan pekerjaan yang tinggi akan meningkatkan pula risiko kesehatan jantung ketika mereka kembali bekerja dengan tingkat stres yang sama. Hasil penelitian ini menyarankan tindakan preventif seperti mengurangi tingkat beban pekerjaan. Karena terbukti secara signifikan meningkatkan risiko kejadian.
Penelitian ini juga menyarankan untuk melatih kardiovaskular dan rutin memeriksakan diri sehingga mengurangi tekanan pekerjaan ketika kembali bekerja. Sementara itu, psikoterapis Christine Webber LNCP MNCH Dip PHTA mengungkapkan, stres adalah tanda bahwa seseorang perlu melihat lebih dekat mengenai kehidupan. Seperti halnya rasa sakit, stres dapat dipandang sebagai peringatan.
“Jika seseorang merasa tegang dan khawatir, maka harus dicari penyebabnya. Mungkin saja karena pekerjaan, orangtua atau hubungan dengan orang lain.Apa pun penyebabnya, stres tersebut merupakan tanda atau peringatan untuk membuat perubahan,” ujar Webber seperti dilansir dalam www.netdoctor.co.uk. (bpc3)